“kalo duduk kayak gini kan kamu juga bisa peluk aku” ia berbicara tanpa melihat kearahku, tapi aku bisa melihat dari samping, ia berbicara sambil tersenyum.
Tunggu, tadi dia bilang apa? ‘kalo duduk kayak gini kan kamu juga bisa peluk aku’ bukan masalah peluk nya, tapi dia ngomong aku-kamu bukan gue-elo. Gue gak salah denger kan.
“kamu udah siap? Kita berangkat sekarang ya” aku hanya mengangguk pelan. Yes, ternyata ini bukan mimpi. Ohh, bahagia nya gue.
Kami mengobrol sepanjang perjalanan, meski kadang sesekali aku tak dapat mendengar perkataannya. Tapi ia dengan sabar mengulang semua ucapannya. Entah berapa lama waktu yang kami tempuh selama perjalanan, aku tak sempat menghitungnya. Yang jelas sekarang aku sudah berada didepan pintu masuk sebuah gedung ruko dua lantai tanpa nama.
“ini markas kami” Sam mengawali pembicaraan. “ayok masuk” ajaknya sambil menggandeng tanganku. “hari ini kami akan merayakan pesta kecil untuk kemenangan kami di kontes band kemaren”
Mereka menang. Oh my god! Kok gue sampe gak tau. Cewek macam apa gue ini.
“selamat ya. sorry gue, ehh aku nggak tau kalo kalian menang. Aku benar-benar minta maaf” aku merasa bersalah sekali
“bodoh, gak usah merasa bersalah gitu dong. Kan emang kamu gak tau” ia menangkap kegelisahanku. “Pengumuman pemenang di umumkan setelah acara selesai semalam. Ya, walaupun kami Cuma juara dua, tapi gak masalah”
Syukurlah. Sam membuka satu pintu ruangan setelah kami berjalan ke lantai dua. Disana sudah tampak teman-teman Sam, aku tak mengenal semua dari mereka. Yang aku kenal hanya Claudia, karena dia teman satu sekolahku.
“aku ke toilet dulu ya” kata nya padaku
“hei, Sam. Ini cewek baru lo ya. Cantik banget” cowok dengan tampilan rambut yang tinggal setengah dan dengan ujung rambut nya yang runcing ke atas ini bergerak mendekatiku.