Membuat naskah atau skenario sandiwara boneka tangan dengan jelas dan terarah sesuai kemampuan dalam berbahasa anak usia dini
Memberikan variasi nyanyian agar menarik perhatian penonton dan mengajak penonton untuk ikut bernyanyi bersama-sama
Permainan boneka hendaknya dengan durasi sesuai tahapan penerimaan informasi anak
Isi cerita disesuaikan dengan usia anak
Melakukan diskusi sederhana bersama anak setelah penampilan panggung boneka selesai berkaiatan dengan peranan anak dalam kegiatan tersebut.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di TK Kuntum Harapan, peneliti menemukan berbagai macam permasalahan yaitu keterampilan berbicara anak, kurangnya perbendaharaan kata pada anak karena jarang melakukan komunikasi aktif bersama teman dan orangtua, guru kurang memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan keterampilan berbicaranya, terutama untuk bertukar pendapat dan gagasan, anak kurang mampu menyusun/merangkai kata-kata yang tepan saat mengemukakan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan dalam komunikasi lisan. Hal tersebut dikarenakan pada saat pembelajaran guru lebih sering menggunakan metode konvensional / ceramah di mana pembelajaran berpusat pada guru. Anak lebih sering diminta untuk mendengarkan apa yang diucapkan guru, diam di tempat, mengerjakan tugas apabila diperintah, dan kurang memberi ruang pada anak untuk berkomunikasi aktif melalui sesi tanya jawab. Selain itu keterampilan anak dalam menyusun kalimat masih kurang baik dan benar. Hal tersebut dapat dilihat dari bahasa yang masih sering dicampur-campur dengan bahasa lainnya misalnya bahasa Indonesia dan bahasa Jawa, sehingga penyusunan kalimat menjadi kurang sempurna.
Faktor penyebab lain adalah penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik, dalam proses pembelajaran guru sering hanya menggunakan Lembar Kerja Anak (LKA) daripada media yang membuat anak senang dan tertarik mengikuti pembelajaran. Guru kurang memanfaatkan penggunaan media boneka tangan yang ada di sekolah, sehingga saat proses pembelajaran berlangsung tampak beberapa anak yang tidak fokus dan cencerung bermain sendiri, beberapa yang lain tampak masih kebingungan, dan beberapa lainnya kurang berminat dalam mendengarkan cerita yang guru sampaikan.
Salah satu inovasi pembelajara yang bisa dijadikan media inovatif untuk mengembangkan keterampilan berbicara anak dalam mengemukakan pendapat adalah menggunakan media boneka tangan. Di mana pada teknik ini, setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk mengeluarkan pendapat dan ide yang ada dalam diri anak dan memberikan kesempatan anak untuk menceritakan alur cerita yang telah dicontohkan menggunakan media boneka tangan sesuai dengan daya tangkap masing-masing anak. Melalui permainan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara, khususnya pada anak TK karena masing-masing dari mereka akan dapat mengungkapkan perasaan, daya imajinasi, dan berusaha mengolah kata dengan baik ketika anak bercerita menggunakan boneka tangan.
Hubungan Berbicara Dengan Boneka Tangan
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi variabel penelitian dan muncul dalam penulisan adalah sebagai berikut :
Keterampilan Berbicara