Mohon tunggu...
Dwi SafitriYulicha
Dwi SafitriYulicha Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

saya sorang guru PAUD tepatnya di jenjang TK, hobi saya berbagi pengalaman bersama siapaun dan mendengarkan musik, konten yang saya sukai tentang dunia anak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Media Boneka Tangan pada Anak Kelompok A di TK Kuntum Harapan

6 Desember 2023   14:33 Diperbarui: 6 Desember 2023   14:38 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gambar 4.2. Diagram Tingkat Aktivitas Anak Siklus I dan II

Pada Diagram 4.2 kita dapat melihat adanya peningkatan keaktifan anak selama proses belajar berlangsung. Berdasarkan data yang diperoleh selama kegiatan observasi tentang aktivitas anak pada siklus I dan siklus II yang terangkum dalam diagram 4.2 maka terlihat adanya peningkatan kreatifitas siswa sebanyak 24 poin yaitu dari 54% pada siklus I menjadi 87,50 % pada siklus II. Dengan adanya data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak dalam berbicara dan melibatkan anak secara lebih aktif selama proses pembelajaran.

Gambar 4.3. Diagram kemampuan Berbahasa Anak dalam Menyusun kalimat secara Lisan dan Aktivitas Anak

Pada Diagram 4.3 diatas kita dapat melihat adanya peningkatan kemampuan berbahasa anak dalam membilang benda. Berdasarkan data yang diperoleh selama kegiatan observasi tentang aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II yang terangkum dalam diagram 4.3 maka terlihat adanya peningkatan kemampuan berbahasa anak dalam berbicara dan menyusun kalimat secara lisan dari 47,5% pada siklus I menjadi 80 % pada siklus II. Dengan adanya data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak dalam berbicara dan menyusun kalimat secara lisan dalam mengemukakan pendapat secara signifikan.

Gambar 4.4. Hasil Grafik Aktivitas Guru serta kemampuan Kogitif siswa dalam Mengenal Macam-macam Binatang Peliharaan dan Aktivitas Siswa

Selanjutnya pada diagram 4.4 diatas dapat diamati bahwa aktivitas guru, aktivitas siswa dan kemampuan kognitif siswa dalam membilang benda mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada siklus II. Nilai prosentase aktivitas guru meningkat dari 57,5 % menjadi 82,5%, yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru sebesar 30%.  Sedangkan nilai prosentase aktivitas anak meningkat dari 54 % menjadi 87,5%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan nilai aktivitas anak sebesar 29%. Kedua hal tersebut sangat berpengaruh pada peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam membilang benda. Pada diagram 4.4 bisa kita lihat bahwa kemampuan kognitif siswa dalam membilang benda meningkat sangat signifikan dari 47,5% menjadi 80%, sehingga ada kenaikan nilai kemampuan kognitif siswa dalam membilang benda sebesar 32,5%.

  • KESIMPULAN DAN SARAN
  • Kesimpulan
  • Berdasarkan pembahasan pada hasil perbaikan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media boneka tangan dapat membantu meningkatkan kemampuan berbicara dan kognitif anak dengan hasil yang memuaskan. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan aktivitas anak dalam mengikuti pembelajaran. Anak lebih antusias dan aktif pada kegiatan kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan oleh guru.  Keaktifan anak dalam pembelajaran ini berpengaruh sangat signifikan pada peningkatan hasil belajar anak.
  • Penggunaan Alat Permainan Edukatif yang dalam penelitian ini berupa boneka tangan terbukti mampu meningkatkan rasa ketertarikan anak pada proses pembelajaran berbahas, mengungkapkan pendapat dan pada kelanjutannya mampu meningkatkan keaktifan dan partisipasi anak dalam proses pembelajaran tersebut. Melalui media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak juga memenuhi kebutuhan kreatifitas dan imajinasi anak, sehingga membuat anak lebih tertarik dan bersemangat dalam mengungkapkan pendapatnya. Rasa senang ini membuat anak lebih mudah mencerna materi cerita yang diberikan guru. Hal ini juga sesuai dengan prinsip utama pembelajaran bagi anak usia dini yakni 'belajar seraya bermain' dimana kegiatan belajar untuk anak usia dini sebisa mungkin dilakukan dengan cara bermain.
  • Saran
  • Pihak sekolah selalu mendorong dan memotivasi guru untuk melakukan pengembangan inovasi pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan bagi anak didik.
  • Pihak sekolah agar mendukung penerapan prinsip "bermain seraya belajar" dengan menyediakan berbagai fasilitas pendukung berupa media dan APE
  • Hendaknya guru selalu menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran anak usia dini
  • Mengupayakan penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) dan media pembelajaran yang menarik serta kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun