Namun lidahnya membeku tanpa kata-kata,
Nanar pandangannya menatap sekeliling,
Hanya ada aku, Ibu Rey dan para sahabat,
Tak ada lagi suara lantangnya tentang asa-nya,
Tak ada lagi suara lantangnya tentang impian-nya,
Tak terdengar lagi suara Rey ditempat itu,...karena saat itu Rey bukan Rey...bukan lagi Rey...takdir telah merampas semua itu.
Dalam asa Rey yang terpuruk diranjang rumah sakit, terngiang perkataanku saat itu...
"Rey..."
"Bukankah hidup hanya sekali?"
"Bukankah Matahari akan tetap terbit di ufuk timur meskipun langit runtuh,"
"Bukankah gemuruh guntur akan berhenti ketika hujan mulai reda,"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!