Terngiang ucapan Rey yang selalu diulangnya setiap kali aku mengingatkannya akan hobinya itu.
Tapi tepat di saat itu, 2 tahun yang lalu,
Ditempat dimana Rey pernah berdiri teguh disamping motor kebanggaannya,
dimana ia pernah meneriakkan suara lantangnya, menantang kejamnya maut,
Ditempat itu juga, hidup memutarbalikan takdir Rey.
Ditempat itu juga, tubuhnya terhempas, tergeletak dan tak bergerak.
Untuk sesaat tubuhnya kaku,Â
Terdiam dalam heningnya alam maut,
Terhempas oleh kesombongan,Â
Dan terbujur dalam kelamnya kedalaman dunia bawah sadar,
Ketika tiba-tiba matanya terbuka,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!