4. Belajar melalui respon satu sama lain, bertukar pengetahuan dan pengalaman, dan berinteraksi satu sama lain merupakan hal yang diperlukan dalam kerja sama. Format ini mendukung penekanan pada pembelajaran kontekstual dalam kehidupan nyata sekaligus membantu siswa dalam mempelajari materi pelajaran. Siswa akan benar-benar tumbuh menjadi warga negara yang hidup berdampingan dan berinteraksi dengan penduduk setempat lainnya.
5. Mentransfer adalah proses pendidikan yang melibatkan pemadatan pengetahuan berdasarkan pengalaman berdasarkan situasi baru untuk mendapatkan wawasan segar dan peluang pendidikan.
Filsafat konstruktivis menekankan bahwa belajar adalah suatu proses menghasilkan pengetahuan melalui pengalaman, bukan sekedar menghafal informasi. Individu mengembangkan pengetahuannya sendiri, bukan menerimanya sebagai "hadiah" dari orang lain, seperti guru. Pengetahuan yang dihasilkan oleh notifikasi tidak akan bermakna dan konstruksi pengetahuan untuk setiap mata pelajaran.Â
Menurut Piaget, setiap anak memiliki kerangka kognitif yang dikenal sebagai "skema" sejak masa kanak-kanak. Sebuah skema dibangun melalui pengalaman. Misalnya, anak-anak senang bermain dengan kucing dan kelinci berkaki dua. Terakhir, berkat pengalaman yang mendalam. Kerangka kognitif anak mengembangkan skema untuk hewan berkaki dua dan empat. Seiring bertambahnya usia anak-anak, skema mereka menjadi lebih sempurna. Proses pemurnian skema melibatkan asimilasi dan adaptasi. Asimilasi menyempurnakan skema, sedangkan akomodasi mengubah skema yang sudah ada untuk menciptakan skema baru. Pengalaman siswa membentuk proses asimilasi dan akomodasi mereka.
Konstruktivisme berpendapat bahwa pengetahuan diciptakan oleh individu. Pengetahuan bukanlah replika realitas, melainkan representasi alam semesta yang sebenarnya. Pengetahuan dibentuk oleh konstruksi kognitif, yang melibatkan penciptaan struktur, kategori, konsep, dan skema. Pengetahuan secara bertahap diperoleh dan ditingkatkan melalui pengalaman lapangan. Pengetahuan tidak terdiri dari fakta, konsep, atau aturan yang dihafal. Manusia harus mengembangkan pengetahuan dan menjadikannya bermakna melalui pengalaman kehidupan nyata.
Konstruktivisme adalah aliran filosofis penting yang membentuk gagasan ilmiah, teori pembelajaran, dan pembelajaran. Konstruktivisme memberikan pendekatan baru dalam pembelajaran. Konstruktivisme menekankan partisipasi aktif siswa, pembelajaran mandiri, dan kemampuan menghasilkan pengetahuan sendiri.
Konstruktivisme adalah ideologi yang memberdayakan individu untuk belajar dan memenuhi kebutuhannya sendiri, dan orang lain hanya memfasilitasi. Ide konstruktivisme mendorong individu untuk secara aktif menemukan dirinya melalui pengetahuan, teknologi, dan cara lain.
Metode pembelajaran konstruktivis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Siswa mengembangkan pengetahuannya sendiri.
b. Guru tidak dapat menyampaikan pengetahuan kepada siswa kecuali mereka berpartisipasi aktif dalam penalaran dan pembelajaran.
c. Siswa terus menerus mengkonstruksi konsepsi dan pengetahuan ilmiah baru.