Mohon tunggu...
Du Ik
Du Ik Mohon Tunggu... -

Bukan siapa siapa.Masih berproses menjadi manusia yang manusiawi.

Selanjutnya

Tutup

Drama

Ludah di Pagi Hari

24 Januari 2016   19:30 Diperbarui: 24 Januari 2016   19:48 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Pria ini masih bercerita.Pikiranku mulai tumpul untuk meneguk tiap kalimat yang keluar dari

mulutnya.Meski duduk berjejer dibawah pohon rindang memunggungi sengat pagi,itu masih tak cukup

untuk membuat sepasang kuping merasa nyaman.Jika pikiranku adalah bumi,mungkin saat ini sedang

mengelupas bak tanah kering dibawah kemarau panjang.Coba bayangkan,aku harus mendengarkan

ocehan seorang pria selama lebih dari 40 jam tanpa jeda.Tanpa ishoma.Perut keroncongan,muka

keriput,kerongkongan kering kerontang.Dan sepertinya,diantara kami berdua,hanya aku yang punya

persiapan paling matang untuk mengakhiri percakapan.Makhluk apakah dia?Kenapa tak sedikit pun letih

memancar dari wajahnya?Kenapa dia bisa tahu bahwa aku sedang berada di kegelapan?Kenapa dia

bersikap seolah olah dirinya adalah segalon air di tengah padang gurun?

Jangan pikir aku seorang homo.Duduk berduaan dengan seorang pria dibawah pohon rindang.Aku masih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun