***
Pria ini masih bercerita.Pikiranku mulai tumpul untuk meneguk tiap kalimat yang keluar dari
mulutnya.Meski duduk berjejer dibawah pohon rindang memunggungi sengat pagi,itu masih tak cukup
untuk membuat sepasang kuping merasa nyaman.Jika pikiranku adalah bumi,mungkin saat ini sedang
mengelupas bak tanah kering dibawah kemarau panjang.Coba bayangkan,aku harus mendengarkan
ocehan seorang pria selama lebih dari 40 jam tanpa jeda.Tanpa ishoma.Perut keroncongan,muka
keriput,kerongkongan kering kerontang.Dan sepertinya,diantara kami berdua,hanya aku yang punya
persiapan paling matang untuk mengakhiri percakapan.Makhluk apakah dia?Kenapa tak sedikit pun letih
memancar dari wajahnya?Kenapa dia bisa tahu bahwa aku sedang berada di kegelapan?Kenapa dia
bersikap seolah olah dirinya adalah segalon air di tengah padang gurun?
Jangan pikir aku seorang homo.Duduk berduaan dengan seorang pria dibawah pohon rindang.Aku masih