Dalam masa Gloebh, manusia yang ukuran besar dan tingginya normal disebut Mers atau sebutan lengkap Leirs anomers. Anak-anak yang lahir dari pasangan mereka sering disebut dengan Tupix, lebih terkesan nakal dan berulah sampai pertumbuhan dan perubahan bentuk pada ukuran mereka yang kecil, yang mereka sebut dengan Balix. Tentunya pada tumbuhnya rambut-rambut seperti kumis ataupun janggut, yang dilihat sangat jelas sebagai perbedaan. Penyebutan istilah Balix ataupun Tupix jarang sekali tak menjadi perhatian khusus dalam perjalanan kisah The Runes, akan tetapi seiring pernak-pernik kisah akan sering dimunculkan dalam percakapan yang membuat cerita akan lebih hidup dan menarik.
Perbedaan pengetahuan atau ketrampilan juga menjadikan para Mers dibedakan dalam tingkatan golongan atau kasta, bukan dari siapa dia lahir, atau dapat dikatakan pilihan hidup akan menentukan nasib dan derajat mereka dalam perjalanan kisahnya. Sebuah peristiwa tertentu seperti perang, anugrah ataupun perjanjian, terkadang secara langsung dapat menentukan siapa yang layak dengan kasta yang disandangnya.Â
Di masa Gloebh, kaum Mers, atau yang kita sebut manusia terbagi menjadi empat dengan ciri-ciri tertentu atau bahkan bisa dibilang aneh. Setiap ciri akan lebih melekat  dengan kisah The Runes sebagai sebuah keunikan-keunikan yang cenderung bisa membedakan sifat dan watak setiap karakter.
Kasta dengan jumlah mayoritas ketiga adalah para bangsawan dan raja atau pemikir-pemikir hebat yang sudah terkenal di zamannya, yang mereka sebut dengan Eidhels. Mereka para Eidhels tersebar di seluruh Gloebh, beberapa sebagai raja yang terpilih dalam sebuah pertemuan musyawarah, pemimpin-pemimpin hebat ataupun petinggi-petingi dewan. Kemampuan berpolitik dari mereka dipercaya di keagungan Balairung kaum-kaum lain, seperti Ellazar ataupun Gnom, Â akan tetapi sebagian besar dari keturunan mereka menetap di Lordland tepatnya di wilayah Varlord, kota leluhur raja-raja besar.
Dalam aturan atau kebiasaan, keturunan di keluarga mereka sangat menjadi perhatian dalam penentuan pasangan ataupun pergaulan. Tak sedikit dari mereka tak menyukai apa yang telah digariskan oleh para leluhur mereka, seperti paksaan tentunya, karena logika dan hati mereka pasti ditempatkan dalam keadaan yang semestinya, akan tetapi ketidak cocok-an itu tak memberikan dampak yang ber-arti bagi kaum mereka setelah sebagian besar memilih jalan pengasingan.
Ada yang beranggapan, khususnya pandangan dari kasta paling bawah Mers manusia -Lomers-, bahwa mereka para Eidhels tak akan pernah mempunyai alasan yang baik walaupun tindakan mereka terlihat jelas sangat benar. Dengan kata lain, bahwa sumber dari segala masalah adalah buah dari pemikiran atau perbuatan mereka, para Eidhels. Terkecuali dengan status yang didapat setelah mereka melakukan perbuatan dengan predikat-predikat baik- menurut mereka para penghunin Gloebh-, atau yang bisa disimpulkan, jasa yang telah menentukan predikar dari kasta Eidhels-nya, seperti para Raja-raja kuno yang berasal dari Duns  atau bahkan Lomers.
Para ksatria menduduki mayoritas kedua di kasta Mers. Mereka biasa dijuluki dengan Duns atau petarung, dan julukkan itu berasal dari bahasa kaum Ellazar karena salah satu golongan kaum Ellazar adalah para ahli pedang yang mereka sebut Dunein. Dalam jumlah yang tak sedikit, dimasa itu mereka menjadi prajurit atau pengawal raja, dan hal itu yang membuat perbedaan antara Duns dan Lomers menjadi samar.Â
Dalam pandangan mereka semakin tangguh mereka bertarung maka penghargaan atas mereka juga diberlakukan, seperti sebutan Riddars atau penyandang pusaka istimewa, dan Lakons yang membunyai kemampuan bakat bertarung hebat dengan keunggulan-keunggulan skill bertarung. Keistimewaan yang didapat mendekatkan mereka pada kekuasaan dan tentunya juga akan berlaku perubahan dan ketidakjelasan status mereka, antara Duns ataukah Eidhels. Karena konon para raja-raja besar di masa Gloebh dulunya adalah seorang Duns yang hebat dalam memenangkan sebuah perang, dan mereka terlepas dari kelemahan sifat-sifat para Eidhels.
Kebanyakan  dari para Duns sering kali tak pernah menetap dalam hal yang bersinggungan dengan politik dan kekuasaan, melainkan seperti di hutan ataupun beberapa kampung perahu di lautan lepas, dan tentunya semua itu akibat dari kemampuan mereka dalam hal berburu. Sebagian kecil dari mereka yang ahli dalam strategi perang atau pertarungan dipercaya memimpin sebuah pasukan di beberapa kerajaan-kerajaan besar ataupun di perbatasan-perbatasan, khususnya daerah konflik atau pemukiman kecil.Â
Beberapa juga tersebar di penghujung Gloebh dengan petualangan-petualangan liar yang mereka sukai, seperti bertaruh di kompetisi dan  perburuan ataupun sayembara-sayembara tanah tak bertuan. Kebebasan adalah tujuan utama mereka, tanpa peraturan ataupun perintah, dan kebanyakan dari mereka mulai menetap karena keluarga terbentuk dari percampuran kasta yang berbeda, yang dianggap tak semestinya.
Bergeser ke bawah, dua kasta berikutnya adalah Merlow dan Lomers. Terlihat hampir tidak berbeda dari keduanya terutama dalam hal yang tak ingin bersinggungan dengan kekuasaan atau peperangan. Sedikit ciri yang cukup jelas dapat kita temukan dari keduannya sebagai perbedaan, seperti cara mereka bergaul atau berpakaian.