Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bapak Topi Kodok

29 Agustus 2016   20:32 Diperbarui: 29 Agustus 2016   20:45 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Oh ini silakan pak”

Korek gas yang isinya tidak utuh itu pun menjadi jembatan menuju pembicaraan yang tidak pernah mereka rencanakan. Bapak itu membakar rokok yang jauh lebih tebal dibanding rokok yang sedang Ia hisap. Bagi seseorang yang sedang menunggu kereta api yang masih lama tibanya, ngobrol  adalah salah satu obat penghilang rasa jenuh, dan ketika siapa saja seorang diri di stasiun, maka mereka anggap berkomunikasi dengan siapa pun sah saja, walau dengan orang asing sekali pun. Bapak itu pun membuka dialog.

“Kamu mau kemana nak?”

" ke jakarta pak"

" oh HaHaHa kota yang indah itu toh "

Ia bingung juga kaget karena disambar suara tawa bapak itu yang serak dan tiba-tiba itu. Ia belum sampai hati untuk bertanya, hanya bicara sekedarnya, hitung-hitung mencegah kantuk dan ketiduran, pikirnya. Namun beberapa jenak kemudian bapak itu melanjutkan kembali.

“ Dulu aku pernah hidup di sana ”

“ Oya?”

 “ njeh.. tapi nda begitu lama”

Lalu tanpa Ia sadari sebuah pertanyaan terucap juga olehnya.

” Oww..mmm  bapak ingin kemana?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun