“ cuma menunggu . Putri saya sedang dalam perjalanan pulang dari Bandung. Dia sedang libur kuliah nak”
Seorang bapak sedang membopong kerinduan, seistimewa apakah anaknya sehingga seorang ayah yang Ia pikir seharusnya sedang bekerja atau bersantai di kantor, malah menunggu putrinya, cantikah anaknya itu? dalam benak Ia bertanya-tanya. Namun obrolan mereka terhenti sejenak terhempas hiruk pikuk kereta api yang tiba di peron sebelah. Keadaan pun kembali seperti semula, si bapak kembali serius menatapi koran, dan Ia kembali melamun bersama rokoknya.
Keringatnya semakin jelas tercium. Mungkin aromanya tersebar hingga ke sekitar. Tapi orang-orang tidak akan sempat mencium bau keringatnya itu, karena mereka pasti sedang sibuk dengan bau keringat mereka sendiri. Matanya mulai ruyup, bara rokoknya sudah semakin mendekati kulit jemari. Mungkin butuh sepuluh detik lagi Ia akan tertidur. Namun lagi-lagi bapak itu menawarkan pembicaraan , sehingga mendadak kedua matanya tegak kembali.
“Nak.. kamu suka sama bunga mawar toh?”
“ eee..Suka, tapi biasa saja. memangnya kenapa pak?”
“ Nda papa. Aku cuma mau bilang sama kamu,Tapi ini rahasia loh..”
“ wahh...”
“ Begini nak.. kamu bisa dapatkan gadis model apapun. kamu tinggal membawakannya mawar nak..percayalah.. "
Bapak itu tiba-tiba berbicara tentang mawar. Seketika Ia merasa ada yang aneh dengan si bapak.
“ bertahun-tahun aku mengejarnya. Dengan mawar aku melamarnya, dia menerimaku. Kami menikah dan hidup bahagia. Ya berkat mawar”
“ oh pantas saja baju bapak bergambar mawar "