“Oh ini silakan pak”
Korek gas yang isinya tidak utuh itu pun menjadi jembatan menuju pembicaraan yang tidak pernah mereka rencanakan. Bapak itu membakar rokok yang jauh lebih tebal dibanding rokok yang sedang Ia hisap. Bagi seseorang yang sedang menunggu kereta api yang masih lama tibanya, ngobrol adalah salah satu obat penghilang rasa jenuh, dan ketika siapa saja seorang diri di stasiun, maka mereka anggap berkomunikasi dengan siapa pun sah saja, walau dengan orang asing sekali pun. Bapak itu pun membuka dialog.
“Kamu mau kemana nak?”
" ke jakarta pak"
" oh HaHaHa kota yang indah itu toh "
Ia bingung juga kaget karena disambar suara tawa bapak itu yang serak dan tiba-tiba itu. Ia belum sampai hati untuk bertanya, hanya bicara sekedarnya, hitung-hitung mencegah kantuk dan ketiduran, pikirnya. Namun beberapa jenak kemudian bapak itu melanjutkan kembali.
“ Dulu aku pernah hidup di sana ”
“ Oya?”
“ njeh.. tapi nda begitu lama”
Lalu tanpa Ia sadari sebuah pertanyaan terucap juga olehnya.
” Oww..mmm bapak ingin kemana?”