Perempuan itu baru saja bangun dari tidur siangnya. Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat sangat terik.
Ia mencoba bangkit dari bale-bale di teras rumahnya yang tak lagi kokoh. Rumahnya membelakangi laut. Lima puluh meter jaraknya.
Perlahan, ia berjalan menuju tungku, tempat puluhan bacang direbus menggunakan kayu bakar.
"Lebih panas desa ini atau Jakarta?", tanyanya. Belum sempat saya jawab, ia berkata: "Tapi saya betah di sini,". Perempuan ini, Lau Pun Nioh. 70 tahun tepat usianya.
***
Rumah yang ia tempati saat ini merupakan rumah kelima, setelah 4 rumahnya hancur akbiat abrasi.
Matanya berkaca-kaca ketika mengenang kejadian itu. "Mungkin ini rumah terakhir. Nenek sudah tua", ucapnya.
Pun Nioh berjalan meninggalkan tungku di depan rumahnya. Matahari tak banyak beranjak.
Desa Cemarajaya baru saja mendapat musibah. Minyak mentah milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java atau PHE ONJ bocor.
Untuk menanggulanginya, Pertamina mengebor relief well (sumur YYA-1 RW). Ini dilakukan untuk menghentikan gelembung gas dan minyak tumpah di sekitar sumur YYA-1.
Tanah kosong di sebelah rumah Pun Nioh dijadikan terminal pengambilan minyak yang melibatkan ribuan warga terdampak.