Mohon tunggu...
Dinda Anfa
Dinda Anfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Manajemen Layanan Bimbingan Konseling dalam Mendukung Kebutuhan Siswa di SMA Negeri 2

21 Desember 2024   22:41 Diperbarui: 21 Desember 2024   22:41 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Dengan demikian, siswa diharapkan mampu memecahkan masalahnya sendiri, mengembangkan kemandirian, mencapai kesuksesan dalam kehidupan, dan menjadi warga negara yang produktif dan bertanggung jawab. Program bimbingan dan konseling yang efektif juga membantu siswa mengembangkan keterampilan hidup, seperti komunikasi, kerjasama tim, dan pengambilan keputusan.

Tantangan baru dalam dunia pendidikan memerlukan layanan bimbingan konseling yang terus diperbarui. Salah satu cara sekolah SMA Negeri 2 Cepu menjaga relevansi adalah melalui evaluasi tahunan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah baru yang dihadapi siswa, seperti peningkatan kasus pelanggaran aturan (misalnya, bolos atau tidak memakai helm) hingga kecurangan akademik yang berkembang seiring kemajuan teknologi.

Sekolah juga memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan layanan, seperti penggunaan asesmen digital dan sistem evaluasi berbasis data. Dengan cara ini, program bimbingan konseling tetap relevan dengan kebutuhan siswa dan mampu mengatasi tantangan zaman.

D.Kendala Utama Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Peserta didik sering menghadapi berbagai permasalahan, seperti masalah pribadi, belajar, sosial dan karir (Tohirin, 2009). Oleh karena itu, Guru BK/Konselor berperan penting sebagai ahli profesional yang membantu mengatasi permasalahan tersebut.

Pelaksanaan Bimbingan Konseling (BK) diatur dalam Permendikbud No. 111 Tahun 2014 Pasal 6 Ayat 4 dan 5, yang menentukan dua jam pelaksanaan BK per minggu. Namun, terdapat banyak Guru BK/Konselor yang menghadapi kendala dalam melaksanakan pelayanan ini.

Untuk mengatasi kendala tersebut, Guru BK/Konselor harus kreatif dalam menyampaikan pelayanan BK. Hal ini memungkinkan peserta didik kenal dengan potensi dirinya dan menyelesaikan permasalahan yang mengganggu. Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan diri. Layanan ini dirancang untuk membantu individu mengenal diri mereka, mengatasi berbagai permasalahan, dan merencanakan langkah-langkah untuk mencapai potensi maksimal mereka. Meskipun peran BK sangat penting, namun realisasinya tidak terlepas dari berbagai kendala yang dapat menghambat tujuan tersebut. Ada berbagai kendala yang kerap muncul, baik dari segi teknis, sumber daya manusia, dan lingkungan. Hambatan ini dapat mengurangi efektivitas layanan dan berdampak pada perkembangan pelajar dan klien.

Mengidentifikasi hambatan terhadap layanan BK merupakan langkah pertama untuk meningkatkan efektivitasnya layanan BK. Tanpa pemahaman yang mendalam mengenai tantangan-tantangan yang ada, sulit bagi konselor dan lembaga atau institusi mengembangkan strategi yang tepat untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Oleh karena itu, analisis menyeluruh terhadap hambatan-hambatan tersebut merupakan bagian penting dalam evaluasi dan peningkatan pelayanan BK.

Secara umum kendala yang sering dihadapi saat proses pemberian layanan BK yaitu mengenai sumber daya manusianya, dimana jumlah konselor masih kurang dibandingkan dengan jumlah pelajar dan klien yang membutuhkan layanan. Di banyak institusi, rasio konselor dengan siswa tidak seimbang, dan konselor kewalahan dalam mempertimbangkan permasalahan individu secara menyeluruh. Selain itu, beberapa konselor mungkin tidak memiliki keahlian atau pelatihan yang memadai yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan tertentu.

Selain itu kendala yang lain yang sering dihadapi saat proses pemberian layanan BK yaitu fasilitas yang kurang ataupun tidak memadai. Banyak sekolah atau institusi yang tidak memiliki ruang khusus untuk layanan BK, sehingga sesi konseling dilakukan di tempat yang kurang privasi, sehingga privasi klien sering kali terganggu. Selain itu, minimnya alat bantu seperti tes psikologi, buku panduan, atau teknologi yang mendukung layanan juga dapat menghambat konselor dalam memberikan intervensi yang efektif.

Di sekolah SMA Negeri 2 Cepu ini biasanya kendala utamanya yaitu saat peserta didik ditanya mengenai suatu permasalahannya, maka tingkat kebohongan akan tinggi atau menutup-nutupi permasalahan tersebut. Jadi bisa diartikan bahwa peserta didik di SMA Negeri 2 Cepu ini masih belum bisa terbuka dan masih takut untuk mengemukakan suatu permasalahan yang sedang dihadapi maupun dialaminya. Hal seperti ini perlu diperhatikan, karena apabila peserta didik tidak bisa terbuka, maka sulit bagi konselor maupun pihak sekolah memahami permasalahan yang sedang terjadi di dalam sekolahannya, baik permasalahan peserta didik maupun yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun