Adinda Nur Fadillah, Saeful Mujab
Universitas Bhayangakara Jakarta Raya Bekasi
dindaafadh@gmail.com
Abstrak
Menteri Luar Negeri pertama perempuan yakni ibu Retno Marsudi. Sejak menjabat pada tahun 2014, Retno Marsudi telah menunjukkan gaya kepemimpinan yang unik dan berpengaruh dalam mengarahkan urusan luar negeri Indonesia. Sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mewakili pemerintah Indonesia dalam berbagai isu dan konflik internasional.Â
Namun, jika pendanaan diterima dari salah satu negara besar, pembangunan yang mempunyai bobot politik akan menjadi kontraproduktif dan bertentangan dengan prinsip non-blok ASEAN.Â
Retno Marsudi merupakan diplomat berpengalaman yang pernah menduduki berbagai posisi di Kementerian Luar Negeri. Dengan latar belakang akademis yang kuat dan pengalaman bertahun-tahun di bidang diplomatik, ibu Retno mengambil pendekatan holistik dan kolaboratif dalam memimpin Departemen Luar Negeri. Gaya kepemimpinannya yang unik berperan penting dalam mengangkat profil Indonesia di kancah internasional dan memajukan kepentingan negara di berbagai forum global.
PENDAHULUANÂ
Latar belakang
Di era globalisasi yang semakin kompleks, peran kepemimpinan dalam diplomasi menjadi semakin penting. Pemimpin yang efektif tidak hanya harus memahami dinamika internasional, namun juga  mampu mengarahkan negaranya untuk beradaptasi terhadap perubahan yang cepat dalam skala global.Â
Seorang pemimpin yang efektif harus mampu berkomunikasi secara efektif. Komunikasi yang efektif adalah keterampilan mendasar dan penting bagi para pemimpin. Pemimpin yang dapat berkomunikasi secara efektif dapat menginspirasi, mempengaruhi, dan memimpin tim, organisasi, dan negara  menuju kesuksesan.Â
Melalui komunikasi yang efektif, para pemimpin dapat dengan jelas mengkomunikasikan visi, tujuan, dan kebijakan mereka  kepada publik, pemangku kepentingan, dan seluruh negara. Meningkatkan keterampilan komunikasi melalui keterampilan berbahasa yang kuat merupakan bagian penting dari kepemimpinan nasional yang efektif (Mu'in, F. dan Rusma, N., 2022 dalam (Brigjen Hasan Basri et al., 2023)).
Tokoh yang akan di bahas dalam konteks ini adalah Menteri Luar Negeri pertama perempuan yakni ibu Retno Marsudi. Sejak menjabat pada tahun 2014, Retno Marsudi telah menunjukkan gaya kepemimpinan yang unik dan berpengaruh dalam mengarahkan urusan luar negeri Indonesia.Â
Retno Marsudi lahir pada tanggal 27 November 1962 di Semarang. Nama ayahnya adalah Moch. Siddiq adalah seorang guru sekolah menengah dan veteran militer yang bertugas sebagai tentara pelajar. Ibunya, Retno Werdiningsih, saat itu sebagai staf di salah satu SMA swasta di Semarang.
Retno Marsudi sendiri merupakan anak sulung dari lima bersaudara. Ia menempuh pendidikan dasar dari SD hingga SMP  di kota Semarang, kemudian menempuh pendidikan SMA  di SMA 3 Semarang, lulus pada tahun 1981 dengan nilai . Setelah lulus  SMA, saya melanjutkan studi S1 di Universitas Gadjah Mada (UGM), jurusan  Hubungan Internasional.Â
Dan menyelesaikan studi sarjananya dengan predikat sangat memuaskan dan tercatat sebagai Wisudawan Tercepat Fisipol pada tahun 1985 (Permana, 2021). Bersamaan dengan kelulusannya, Kementerian Luar Negeri juga melakukan seleksi calon diplomat dari 10 universitas besar, termasuk UGM.Â
Ia terpilih sebagai kandidat diplomatik dan langsung menerima jabatan di  Departemen Luar Negeri. Namun untuk memperdalam ilmu diplomasi, ia melanjutkan studi pada tahun 2000 di Program Studi Hukum Uni Eropa di Haagse Hoge School di Den Haag. Ia juga pernah menjadi mahasiswa tamu di Fakultas Hak Asasi Manusia Universitas Oslo pada tahun 2006.
Karir diplomasi Retno dimulai pada tahun 1986 saat ia bergabung dengan Kementerian Luar Negeri RI. Sejak itu, beliau pernah menjabat berbagai posisi penting, antara lain Duta Besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia pada tahun 2005 hingga 2008 dan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda pada tahun 2012 hingga 2014.Â
Pengalaman internasional yang luas membuat kemampuan Retno dalam bernegosiasi serta mengelola hubungan bilateral dan multilateral. Pada tahun 2014, Retno Marsudi diangkat menjadi Menteri Luar Negeri oleh Presiden Joko Widodo. Sejak pengangkatannya, beliau telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkuat profil diplomatik internasional Indonesia.
Kepemimpinan perempuan merupakan salah satu bentuk modal sosial. Modal sosial digambarkan sebagai kepercayaan, jaringan, dan norma yang menumbuhkan kerjasama untuk saling menguntungkan (Putnam, 1993: 167 dalam (Samuel & Badaruddin., 2015)). Modal sosial merupakan penentu dan landasan masyarakat yang tertib dan sejahtera.Â
Di Indonesia, kepemimpinan perempuan memiliki aspek positif dan negatif, dan sebagian umat Islam masih mempertanyakan apakah perempuan menjadi pemimpin adalah dosa atau malah tidak. Kabinet Indonesia lebih sadar akan peran perempuan dalam posisi-posisi strategis dibandingkan kabinet sebelumnya, di mana perempuan lebih menonjol.Â
Jokowi memiliki delapan menteri, antara lain Rini Soemarno (Menteri Badan Usaha Milik Negara), Siti Nurbaya (Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup), Puan Maharani (Menteri Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan), dan Nila F Moeloek (Menteri Kesehatan). Â Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial), Yohana Yembise (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Anak), Retno LP Marsudi (Menteri Luar Negeri) dan Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan). Mereka bisa memperoleh kesuksesan karena pekerjaannya (Murti Anjeli et al., 2024)
Salah satu dari sekian banyak menteri yang berhasil mencapai prestasi tersebut adalah Retno Marsudi. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia aktif di berbagai forum dunia termasuk ASEAN, PBB, dan G20. Retno juga dikenal dengan pendekatan komprehensif dan kolaboratif serta kemampuannya dalam mengatasi isu-isu global yang kompleks seperti perdamaian dan keamanan, hak asasi manusia, dan perubahan iklim (Astuti & Fathun, 2020).Â
Selain prestasi diplomasinya, Retno Marsudi  dikenal karena komitmennya terhadap kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Ia sering menekankan pentingnya partisipasi perempuan dalam diplomasi dan politik, serta mendukung berbagai inisiatif untuk memberdayakan perempuan di berbagai bidang.
Retno Marsudi merupakan diplomat berpengalaman yang pernah menjabat berbagai posisi di Kementerian Luar Negeri RI. Dengan latar belakang akademis yang kuat dan pengalaman bertahun-tahun di bidang diplomatik, Ibu Retno menerapkan pendekatan terpadu dan kolaboratif dalam kepemimpinan Departemen.Â
Gaya kepemimpinannya yang unik berperan penting dalam mengangkat profil Indonesia di kancah internasional dan memajukan kepentingan nasional di berbagai forum global.Â
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gaya kepemimpinan Retno Marsudi di zaman modern, dengan fokus pada peran dan dampak terhadap diplomasi Indonesia. Melalui pendekatan ini, kami berharap dapat memberikan pemahaman  mendalam tentang bagaimana kepemimpinan Retno  berkontribusi terhadap kebijakan luar negeri Indonesia dan posisi negara di dunia internasional.
Pernyataan PenulisanÂ
1. Apa peran kepemimpinan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam perumusan dan pelaksanaan politik luar negeri Indonesia?
2. Kepemimpinan Retno Marsudi telah membentuk profil diplomatik Indonesia di tingkat regional dan internasional Apa dampaknya?
3. Bagaimana pengaruh kepemimpinan Retno Marsudi terhadap citra Indonesia di mata dunia dan kontribusinya terhadap isu-isu global seperti perdamaian, keamanan, dan pembangunan berkelanjutan?
Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas maka dapat menjabarkan lebih lanjut tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Menganalisis dampak  kepemimpinan Retno Marsudi terhadap profil diplomatik Indonesia di tingkat regional dan internasional.
2. Mengevaluasi kontribusi kepemimpinan Retno Marsudi terhadap citra Indonesia di mata dunia dan peran Indonesia dalam menyelesaikan isu-isu global seperti perdamaian, keamanan, dan pembangunan berkelanjutan.
3. Memahami reaksi dan pengakuan yang diterima  kepemimpinan Retno Marsudi dari berbagai pihak di dalam dan luar negeri terkait kinerjanya sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia.
Tinjauan PustakaÂ
- Peran kepemimpinan retno marsudi dalam diplomasi indonesia
Peran Kepemimpinan adalah perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang menguntungkan individu dan kelompok (Sarros & Butchasky, Utomo, 2002). Anderson (1988) berpendapat bahwa kepemimpinan melibatkan penggunaan kekuasaan untuk mempengaruhi pikiran dan tindakan orang lain guna mencapai kinerja yang tinggi (Lu, 2014).Â
Definisi kepemimpinan ini memiliki implikasi. Mampu melibatkan orang lain dan pihak, menginspirasi anggota kelompok, dan berperan positif berdasarkan integritas, dedikasi, tanggung jawab, kepercayaan diri, dan keyakinan diri (Humaedi et al., 2021).
Pada konteks ini membahas diplomasi multilateral kita memahami upaya Indonesia di bidang diplomasi, perlu dijelaskan pengertian istilah "diplomasi" dan lebih jauh lagi pengertian "diplomasi vaksin".Â
Diplomasi mempunyai tiga arti mendalam. Pertama, diplomasi mengacu pada tindakan dan upaya atas nama suatu negara di luar negeri dan negosiasi internasional. Kedua diplomasi tersebut menyangkut kebijakan luar negeri suatu negara atau pemerintahan. Dan ketiga, diplomasi merupakan salah satu cabang ilmu politik yang mempelajari hubungan internasional.
Lalu ada Diplomasi ekonomi, kedua kata "diplomasi" dan "ekonomi" yang dijelaskan sehingga mejadi "diplomasi ekonomi" mempunyai arti tertentu. Namun  diplomasi ekonomi tidak lepas dari pentingnya diplomasi itu sendiri. Pertukaran menguntungkan yang memungkinkan berbagai pihak menikmati keunggulan komparatif. Hal ini mempunyai dimensi bilateral, regional dan multilateral, yang masing-masingnya penting. Dengan kata lain, diplomasi ekonomi pada dasarnya adalah membuat suatu negara lebih kuat melalui perdagangan dan cara lain.
- Dampak kepemimpinan retno marsudi dalam diplomasi indonesiaÂ
Peningkatan profil indonesia di kancah internasional
Di bawah kepemimpinan Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri, profil Indonesia di kancah internasional meningkat signifikan. Indonesia telah mengukuhkan diri sebagai anggota penting dalam diplomasi global melalui partisipasi aktifnya di berbagai forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), G20, dan ASEAN. Ibu Retno Marsudi berhasil menyuarakan suara Indonesia dalam isu-isu penting seperti perubahan iklim, keamanan maritim, dan hak asasi manusia, sehingga semakin memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang berkomitmen terhadap perdamaian dan stabilitas dunia.Â
Menurut Baker (2020), kepemimpinan yang efektif dalam diplomasi dapat meningkatkan pengaruh suatu negara di kancah dunia (Asa & Realita, 2019), dan Retno Marsudi telah  memperluas jaringan diplomasi Indonesia dan memperkuat hubungan strategis dengan negara-negara besar di dunia.
Pengaruh dalam isu-isu global
Di bawah kepemimpinan Retno Marsudi, Indonesia  menunjukkan pengaruh yang semakin besar dalam berbagai permasalahan global. Bapak Retno Marsudi secara aktif membawa Indonesia ke garis depan dalam mengatasi isu-isu penting seperti perubahan iklim, keamanan maritim, dan perdamaian dunia.Â
Melalui diplomasi yang penuh tekad dan prinsip, Indonesia telah berpartisipasi dalam negosiasi iklim global seperti Konferensi Perubahan Iklim PBB dan misi pemeliharaan perdamaian internasional. Partisipasi aktif ini tidak hanya akan mengangkat profil Indonesia tetapi juga memperkuat posisinya sebagai negara yang berkomitmen menyelesaikan permasalahan global.Â
Menurut Richardson (2018), partisipasi aktif dalam isu-isu global merupakan indikator kepemimpinan yang kuat dalam diplomasi, dan Retno Marsudi berpendapat bahwa Indonesia berkomitmen untuk mencapai solusi global melalui pendekatan diplomasi yang proaktif dan inklusif bagian dari ini.
Metode penulisanÂ
Metode utama penelitian ini adalah analisis konten diterapkan pada berbagai publikasi dan artikel media terkait Kementerian Luar Negeri, selain itu analisis ini berfokus pada peran dan dampak yang di timbulkan pada masa kepemimpinan Retno Marsudi. Metode ini mengunakan analisis isi yang dimana penelitian ini tidak hanya menjelaskan peran Retno Marsudi dalam diplomasi Indonesia, namun juga menilai dampak jangka panjang dari kepemimpinannya.Â
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi penting terhadap literatur kepemimpinan dalam diplomasi dan memberikan wawasan bagi para praktisi dan pengambil kebijakan untuk merancang strategi diplomasi yang efektif di masa depan.
Hasil dan pembahasanÂ
Dalam 69 tahun  kemerdekaan Indonesia, sudah ada 17 laki-laki yang menduduki jabatan menteri luar negeri, namun pada Oktober 2014, menteri luar negeri perempuan  pertama kali diangkat. Kredibilitas dan kompetensi Retno Marsudi memang tidak perlu diragukan lagi, mengingat rekam jejak karirnya di Kementerian Luar Negeri RI.Â
Pada tahun 2003 hingga 2005, beliau menjabat sebagai Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Eropa Barat pada Kementerian Luar Negeri, dan pada tahun 2008 hingga 2012, beliau menjabat sebagai Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Kerjasama Regional Amerika dan Eropa. Pada tahun 2012, ia menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Belanda (Putri1 et al., 2021).
Selama pelaksanaan politik luar negeri pada tahun 2014 hingga 2019, banyak permasalahan dan konflik yang terjadi di dunia internasional. Sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mewakili pemerintah Indonesia  dalam berbagai isu dan konflik internasional.Â
Salah satu contohnya adalah insiden yang melibatkan masyarakat Rohingya di Myanmar yang kembali mengemuka pada tahun 2016. Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Luar Negeri RI mengirimkan  misi diplomatik untuk membantu menyelesaikan konflik di Myanmar.
Perempuan juga mengambil peran dan tanggung jawab kepemimpinan di semua tingkatan dan di mana pun. Dalam perannya di masyarakat, perempuan, sebagai anggota masyarakat atau  warga negara, mempunyai hak untuk menyampaikan pendapat, berpolitik, dan memainkan peran sosial dengan lebih percaya diri dan transparan.Â
Fokus kehidupan politik akan berubah jika lebih banyak perempuan dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan Retno Marsudi mampu mengajak negara lain  untuk bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui penerapan berbagai langkah. Kepemimpinan transformasional didasarkan pada nilai-nilai, keyakinan, dan visi dan misi organisasi.
Pemimpin transformasional dapat menggunakan pengaruhnya untuk melayani kepentingan kelompok, organisasi, atau negara daripada kepentingannya sendiri. Hal ini terlihat dari hasil kegiatan politik luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Retno Marsudi pada periode 2014-2019 yang fokus pada empat prioritas utama politik luar negeri: menjaga kedaulatan NKRI, perlindungan WNI di luar negeri; , diplomasi ekonomi, dan kebijakan luar negeri, terkait peran Indonesia di kawasan dan dunia,
Diplomasi Indonesia di Pasifik, Perspektif ASEAN tentang Indo-Pasifik yang diusulkan  Indonesia pada tahun 2019 telah diterima oleh para pemimpin ASEAN sebagai panduan keterlibatan di kawasan, dan berbagai Banyak kerja sama yang terjadi.Meliputi kerja sama pembangunan, peningkatan kapasitas, kerja sama maritim, perubahan iklim, dan manajemen bencana.Â
Namun, jika pendanaan diterima dari salah satu negara besar, pembangunan yang mempunyai bobot politik akan menjadi kontraproduktif dan bertentangan dengan prinsip non-blok ASEAN.
- Diplomasi multilateral
Diplomasi multilateral merupakan bagian dari partisipasi Indonesia dalam mengatasi berbagai permasalahan global. Kepentingan nasional Indonesia menjadi landasan keikutsertaannya dalam berbagai kegiatan multilateral. Kepentingan nasional baik dari segi politik, ekonomi, dan keamanan. Aspek sosial budaya dan kesehatan menjadi landasan kegiatan Indonesia di berbagai forum internasional. Oleh karena itu, Indonesia dikenal aktif terlibat dalam isu-isu internasional seperti keamanan dan perdamaian internasional.
Ketika pandemi melanda dunia sejak Januari 2020, kesehatan global menjadi fokus perhatian internasional. Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization merupakan forum multilateral yang penting. Indonesia menganggap Organisasi Kesehatan Dunia sebagai salah satu pusat kegiatan multilateral.Â
Selain WHO, Indonesia juga aktif dalam forum multilateral lainnya seperti Global Health Security Agenda (GHSA), Organization for Islamic Cooperation (OIC), International Commission on Military  Medicine (ICMM), G20, dan konferensi luar negeri. Kebijakan dan Kesehatan Global  (FPGH), Forum Pangan, dan Program Gabungan PBB tentang HIV/AIDS (UNAIDS) (Setiawan, 2021).
Diplomasi di masa pandemi virus corona telah menarik perhatian banyak ahli. Hino Samuel Jose (2021) menjelaskan bahwa Indonesia sedang membangun diplomasi multilateral untuk menangani pandemi COVID-19 melalui COVAX Facility. COVAX merupakan kerangka kerja sama vaksin multilateral yang dipimpin oleh beberapa organisasi internasional yaitu WHO dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi. (CEPI), Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) dan UNICEF dalam bidang distribusi (Setiawan, 2021).
Studi lain menunjukkan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia di masa pandemi virus corona telah meningkatkan kerja sama dalam pengadaan alat pelindung kesehatan dan vaksin. Indonesia berkolaborasi dengan Tiongkok untuk mengembangkan vaksin terhadap penyakit virus corona baru (COVID-19) pada tahun 2020. Kerja sama dengan China dinilai konkrit karena  pola produksi dan pasokannya yang mengarah pada penggunaan vaksin Sinovax pada tahun 2021. Namun kerja sama dengan Tiongkok ini disebutkan dalam Kerangka Bilateral Bidang Kesehatan Indonesia.
Di bawah kepemimpinan Ibu Retno, Indonesia berpartisipasi aktif dalam upaya tersebut dan berpartisipasi dalam konferensi multilateral yang mendorong negara-negara maju untuk memberikan bantuan vaksinasi kepada negara-negara berkembang. Kepemimpinannya dalam COVAX menunjukkan komitmen Indonesia untuk memastikan tidak ada negara yang tertinggal dalam upaya melawan pandemi ini.
Selain itu, Ibu Retno Marsudi juga berperan dalam memperkuat kerja sama regional melalui ASEAN. Ia berkontribusi pada pertemuan ASEAN untuk membahas respons kolektif terhadap pandemi ini, termasuk  aspek kesehatan, ekonomi, dan sosial. Upaya tersebut antara lain mengoordinasikan bantuan kemanusiaan, berbagi informasi medis, dan strategi pemulihan ekonomi. Retno mendorong persatuan ASEAN untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh COVID-19 dan memastikan bahwa suara Asia Tenggara didengar di forum global.
Diplomasi Kesehatan yang dilakukan ibu Retno  tidak sebatas distribusi vaksin saja. Ia juga aktif melakukan transfer teknologi dan meningkatkan kapasitas produksi vaksin  dalam negeri. Melalui negosiasi dengan negara mitra dan perusahaan farmasi internasional, Indonesia berhasil mendapatkan komitmen transfer teknologi dan pembangunan fasilitas produksi vaksin. Hal ini tidak hanya akan membantu Indonesia menghadapi pandemi saat ini, namun juga memperkuat kesiapan negara dalam menghadapi krisis kesehatan di masa depan.
Secara keseluruhan, peran Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri pada masa COVID-19 menyoroti pentingnya diplomasi multilateral yang efektif dan inklusif. Melalui upayanya, Indonesia tidak hanya berkontribusi pada upaya global untuk melawan pandemi ini, namun juga memastikan bahwa negara-negara berkembang memiliki akses yang adil terhadap solusi kesehatan.Â
Kepemimpinan Bapak Retno di berbagai forum internasional telah memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam diplomasi kesehatan global dan menunjukkan bahwa solidaritas dan kerja sama internasional adalah kunci untuk mengatasi tantangan bersama.
- Diplomasi ekonomi
Pandemi virus corona berdampak besar terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia. Dalam kondisi seperti ini, diplomasi ekonomi menjadi alat penting untuk memitigasi dampak negatif dan mendorong pemulihan ekonomi. Sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi memainkan peran penting dalam memimpin diplomasi ekonomi Indonesia untuk memastikan bahwa Indonesia mempertahankan koneksinya dengan jaringan ekonomi global dan memperoleh manfaat maksimal dari kerja sama internasional. Beliau menekankan pentingnya solidaritas ekonomi dan kerja sama internasional untuk mengatasi tantangan ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi ini.
Retno Marsudi aktif mendorong kerja sama ekonomi bilateral dan multilateral untuk memperkuat hubungan perdagangan dan investasi Indonesia. Langkah konkritnya adalah mempromosikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang aman dan menguntungkan meski dalam situasi pandemi.Â
Ia memfasilitasi kerja sama yang dapat menghasilkan investasi asing langsung (FDI) di Indonesia melalui pertemuan dengan mitra dagang utama dan organisasi internasional. Diplomasi ekonomi  Retno berfokus pada bidang-bidang strategis seperti layanan kesehatan, teknologi, dan infrastruktur yang penting bagi pemulihan ekonomi jangka panjang.
Selain itu, Retno Marsudi berperan dalam perundingan perdagangan internasional untuk menjamin akses pasar produk Indonesia. Di berbagai forum internasional seperti G20 dan ASEAN, ia menyerukan penghapusan hambatan perdagangan yang dapat menghambat ekspor Indonesia.Â
Tujuan dari diplomasi ekonomi aktif ini adalah untuk menjaga kelangsungan ekspor dan menghindari proteksionisme yang dapat memperburuk krisis ekonomi global. Retno juga bertujuan untuk memperkuat peran Indonesia dalam rantai pasokan global, menjaga produk Indonesia tetap kompetitif dan memberikan akses ke pasar internasional.
Retno Marsudi juga fokus pada diplomasi ekonomi untuk membantu Indonesia mengatasi dampak ekonomi akibat COVID-19. Melalui negosiasi dengan lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia, ia memperoleh dukungan finansial dan teknis yang penting untuk stabilisasi ekonomi dan program stimulus nasional. Dukungan ini akan digunakan untuk mendanai berbagai program stimulus perekonomian, menjaga stabilitas fiskal, dan mendukung sektor-sektor yang paling terkena dampak pandemi.
Begitu pula dengan diplomasi kesehatan Indonesia di era COVID-19 yang menekankan kerja sama internasional untuk mendapatkan manfaat dari penemuan vaksin oleh negara dan perusahaan asing. Melalui kerja sama tersebut, Indonesia berpeluang memanfaatkan vaksin untuk menyelamatkan WNI di Tanah Air mulai tahun 2021.Â
Setidaknya Indonesia menjalin kerja sama dengan  China, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab melalui perusahaan pelat merah dan swasta. Kerja sama internasional ini juga memberikan manfaat dalam negeri, antara lain pengiriman vaksin COVID-19 yang diharapkan tersedia pada awal tahun 2021 (Setiawan, 2021).
Kepemimpinan Retno dalam menggalang dukungan internasional menunjukkan pentingnya diplomasi ekonomi yang efektif dalam menghadapi krisis global. Secara keseluruhan, peran Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri dalam konteks diplomasi ekonomi di masa pandemi COVID-19  menunjukkan  pentingnya kerja sama internasional dalam memitigasi dampak ekonomi.Â
Melalui diplomasi yang aktif dan strategis, kami akan memastikan  Indonesia tetap terhubung dengan perekonomian global dan memperoleh manfaat maksimal dari berbagai bentuk kerja sama. Upaya Retno untuk memperkuat hubungan ekonomi bilateral dan multilateral, mendorong investasi, memperluas akses pasar, dan menggalang bantuan ekonomi internasional akan membantu Indonesia mengatasi tantangan ekonomi akibat pandemi ini dan secara berkelanjutan membantu mempersiapkan  pemulihan ekonomi.
Dalam beberapa tahun terakhir, profil Indonesia di kancah internasional meningkat signifikan, terutama berkat kepemimpinan aktif dan diplomasi  Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Beliau berperan penting dalam memperkuat posisi Indonesia di berbagai forum global melalui pendekatan diplomasi yang proaktif dan strategis. Retno Marsudi telah berhasil memajukan kepentingan Indonesia dalam berbagai isu global, mulai dari penanganan pandemi COVID-19 hingga perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.
Salah satu kontribusi terbesar Retno Marsudi adalah memperkuat peran Indonesia di ASEAN. Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, Indonesia mempunyai pengaruh besar dalam organisasi ini. Retno Marsudi telah berperan aktif dalam mendorong solidaritas dan kerja sama antar negara anggota ASEAN, khususnya dalam mengatasi masalah-masalah penting seperti keamanan regional, krisis kemanusiaan, dan penanganan pandemi COVID-19. Kepemimpinannya akan membantu memastikan bahwa ASEAN tetap relevan dan efektif dalam mengatasi tantangan regional dan global.
Selain peran aktifnya di ASEAN, Retno Marsudi juga  mengarahkan diplomasi Indonesia ke arah partisipasi yang lebih aktif di forum global seperti G20, PBB, dan WTO. Di G20, Indonesia tidak hanya berpartisipasi sebagai anggota tetapi juga memimpin berbagai diskusi penting seperti pemulihan ekonomi pascapandemi, perubahan iklim, dan pembangunan berkelanjutan. Di PBB, Bapak Retno mempromosikan isu-isu  penting bagi negara-negara berkembang dan negara kepulauan seperti Indonesia, seperti perubahan iklim dan perlindungan laut.
 Partisipasi aktif ini akan memperkuat profil Indonesia sebagai negara yang memberikan kontribusi signifikan dalam menyelesaikan permasalahan global. Secara keseluruhan, peran Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri  membawa perubahan signifikan terhadap profil internasional Indonesia.Â
Melalui diplomasi yang fokus pada kerja sama regional dan global, partisipasi aktif di forum internasional, dan penguatan hubungan bilateral, Retno  berhasil memposisikan Indonesia sebagai pemain utama dalam berbagai isu global. Keterampilan kepemimpinan dan strategi diplomasinya telah memungkinkan Indonesia tidak hanya mendapatkan manfaat dari kerja sama internasional namun juga berkontribusi aktif dalam memecahkan tantangan global.
Kesimpulan
Dalam 69 tahun kemerdekaan Indonesia, sudah ada 17 laki-laki yang menduduki jabatan menteri luar negeri, namun pada Oktober 2014, menteri luar negeri perempuan pertama kali diangkat. Kredibilitas dan kompetensi Retno Marsudi memang tidak perlu diragukan lagi, mengingat rekam jejak karirnya di Kementerian Luar Negeri RI. Pada tahun 2012, ia menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Belanda . Selama pelaksanaan politik luar negeri pada tahun 2014 hingga 2019, banyak permasalahan dan konflik yang terjadi di dunia internasional.
Sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mewakili pemerintah Indonesia dalam berbagai isu dan konflik internasional. Salah satu contohnya adalah insiden yang melibatkan masyarakat Rohingya di Myanmar yang kembali mengemuka pada tahun 2016. Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Luar Negeri RI mengirimkan misi diplomatik untuk membantu menyelesaikan konflik di Myanmar.
Dalam perannya di masyarakat, perempuan, sebagai anggota masyarakat atau warga negara, mempunyai hak untuk menyampaikan pendapat, berpolitik, dan memainkan peran sosial dengan lebih percaya diri dan transparan. Fokus kehidupan politik akan berubah jika lebih banyak perempuan dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.Â
Gaya kepemimpinan Retno Marsudi mampu mengajak negara lain untuk bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui penerapan berbagai langkah. Namun, jika pendanaan diterima dari salah satu negara besar, pembangunan yang mempunyai bobot politik akan menjadi kontraproduktif dan bertentangan dengan prinsip non-blok ASEAN.
Daftar Pustaka
Â
Asa, A., & Realita, D. (2019). DIPLOMASI LINGKUNGAN INDONESIA.
Astuti, W. R. D., & Fathun, L. M. (2020). Diplomasi Ekonomi Indonesia di dalam Rezim Ekonomi G20 pada Masa Pemerintahan Joko Widodo. Intermestic: Journal of International Studies, 5(1), 47. https://doi.org/10.24198/intermestic.v5n1.4
Brigjen Hasan Basri, J. H., Tangi, K., Selatan, K., Muhammadiyah, S., Jalan Cempaka, B., & Baru Ulu, K. (2023). KONTRIBUSI KOMUNIKATIF MELALUI BAHASA DAPAT MEMPERKUAT KEPEMIMPINAN SUATU BANGSA Fatchul Mu'in1 dan Arina Fitriana2 1Universitas Lambung Mangkurat.
Humaedi, M. A., Purwaningsih, S. S., Sundari, L. V., & Fathy, R. (2021). MEMBANGUN KEGOTONGROYONGAN DAN MENGAKTIFKAN PERAN KEPEMIMPINAN LOKAL: Strategi Pentahelix Penanganan Dampak Covid-19. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 23(1). https://doi.org/10.14203/jmb.v23i1.1203
Murti Anjeli, Sari., Destia Yulendra, F., Apriadi, I., Pardede, V., & Hakim Al Akbar, M. (2024). Retorika MENYOROTI GAYA KEPEMIMPINAN MENTERI SUSI PUDJIASTUTI DI ERA MODERN. Retorika Jurnal Komunikasi, Sosial Dan Ilmu Politik.
Permana, A. A. Putri. (2021). RETNO MARSUDI DIPLOMAT PEREMPUAN PERTAMA SEGUDANG PRESTASI.
Putri1, A. I., Harini2, S., & Wijayati3, H. (2021). Politik Luar Negeri Indonesia dalam Kepemimpinan Retno Marsudi (Studi Kasus Konflik Rohingya 2016-2019). 10(3), 201. www.publikasi.unitri.ac.id
Samuel, J. Party., & Badaruddin. (2015). Potensi Modal Sosial Buruh Bangunan. In PERSPEKTIF SOSIOLOGI (Vol. 3, Issue 1). http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2011/07/31/mengenal-sedikit-
Setiawan, A. (2021). Peran Diplomasi Multilateral Indonesia dalam Menghadapi Pandemi COVID-19. https://covid19.who.int/.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H