Pada tahun 2003 hingga 2005, beliau menjabat sebagai Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Eropa Barat pada Kementerian Luar Negeri, dan pada tahun 2008 hingga 2012, beliau menjabat sebagai Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Kerjasama Regional Amerika dan Eropa. Pada tahun 2012, ia menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Belanda (Putri1 et al., 2021).
Selama pelaksanaan politik luar negeri pada tahun 2014 hingga 2019, banyak permasalahan dan konflik yang terjadi di dunia internasional. Sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mewakili pemerintah Indonesia  dalam berbagai isu dan konflik internasional.Â
Salah satu contohnya adalah insiden yang melibatkan masyarakat Rohingya di Myanmar yang kembali mengemuka pada tahun 2016. Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Luar Negeri RI mengirimkan  misi diplomatik untuk membantu menyelesaikan konflik di Myanmar.
Perempuan juga mengambil peran dan tanggung jawab kepemimpinan di semua tingkatan dan di mana pun. Dalam perannya di masyarakat, perempuan, sebagai anggota masyarakat atau  warga negara, mempunyai hak untuk menyampaikan pendapat, berpolitik, dan memainkan peran sosial dengan lebih percaya diri dan transparan.Â
Fokus kehidupan politik akan berubah jika lebih banyak perempuan dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan Retno Marsudi mampu mengajak negara lain  untuk bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui penerapan berbagai langkah. Kepemimpinan transformasional didasarkan pada nilai-nilai, keyakinan, dan visi dan misi organisasi.
Pemimpin transformasional dapat menggunakan pengaruhnya untuk melayani kepentingan kelompok, organisasi, atau negara daripada kepentingannya sendiri. Hal ini terlihat dari hasil kegiatan politik luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Retno Marsudi pada periode 2014-2019 yang fokus pada empat prioritas utama politik luar negeri: menjaga kedaulatan NKRI, perlindungan WNI di luar negeri; , diplomasi ekonomi, dan kebijakan luar negeri, terkait peran Indonesia di kawasan dan dunia,
Diplomasi Indonesia di Pasifik, Perspektif ASEAN tentang Indo-Pasifik yang diusulkan  Indonesia pada tahun 2019 telah diterima oleh para pemimpin ASEAN sebagai panduan keterlibatan di kawasan, dan berbagai Banyak kerja sama yang terjadi.Meliputi kerja sama pembangunan, peningkatan kapasitas, kerja sama maritim, perubahan iklim, dan manajemen bencana.Â
Namun, jika pendanaan diterima dari salah satu negara besar, pembangunan yang mempunyai bobot politik akan menjadi kontraproduktif dan bertentangan dengan prinsip non-blok ASEAN.
- Diplomasi multilateral
Diplomasi multilateral merupakan bagian dari partisipasi Indonesia dalam mengatasi berbagai permasalahan global. Kepentingan nasional Indonesia menjadi landasan keikutsertaannya dalam berbagai kegiatan multilateral. Kepentingan nasional baik dari segi politik, ekonomi, dan keamanan. Aspek sosial budaya dan kesehatan menjadi landasan kegiatan Indonesia di berbagai forum internasional. Oleh karena itu, Indonesia dikenal aktif terlibat dalam isu-isu internasional seperti keamanan dan perdamaian internasional.
Ketika pandemi melanda dunia sejak Januari 2020, kesehatan global menjadi fokus perhatian internasional. Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization merupakan forum multilateral yang penting. Indonesia menganggap Organisasi Kesehatan Dunia sebagai salah satu pusat kegiatan multilateral.Â
Selain WHO, Indonesia juga aktif dalam forum multilateral lainnya seperti Global Health Security Agenda (GHSA), Organization for Islamic Cooperation (OIC), International Commission on Military  Medicine (ICMM), G20, dan konferensi luar negeri. Kebijakan dan Kesehatan Global  (FPGH), Forum Pangan, dan Program Gabungan PBB tentang HIV/AIDS (UNAIDS) (Setiawan, 2021).