Diplomasi di masa pandemi virus corona telah menarik perhatian banyak ahli. Hino Samuel Jose (2021) menjelaskan bahwa Indonesia sedang membangun diplomasi multilateral untuk menangani pandemi COVID-19 melalui COVAX Facility. COVAX merupakan kerangka kerja sama vaksin multilateral yang dipimpin oleh beberapa organisasi internasional yaitu WHO dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi. (CEPI), Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) dan UNICEF dalam bidang distribusi (Setiawan, 2021).
Studi lain menunjukkan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia di masa pandemi virus corona telah meningkatkan kerja sama dalam pengadaan alat pelindung kesehatan dan vaksin. Indonesia berkolaborasi dengan Tiongkok untuk mengembangkan vaksin terhadap penyakit virus corona baru (COVID-19) pada tahun 2020. Kerja sama dengan China dinilai konkrit karena  pola produksi dan pasokannya yang mengarah pada penggunaan vaksin Sinovax pada tahun 2021. Namun kerja sama dengan Tiongkok ini disebutkan dalam Kerangka Bilateral Bidang Kesehatan Indonesia.
Di bawah kepemimpinan Ibu Retno, Indonesia berpartisipasi aktif dalam upaya tersebut dan berpartisipasi dalam konferensi multilateral yang mendorong negara-negara maju untuk memberikan bantuan vaksinasi kepada negara-negara berkembang. Kepemimpinannya dalam COVAX menunjukkan komitmen Indonesia untuk memastikan tidak ada negara yang tertinggal dalam upaya melawan pandemi ini.
Selain itu, Ibu Retno Marsudi juga berperan dalam memperkuat kerja sama regional melalui ASEAN. Ia berkontribusi pada pertemuan ASEAN untuk membahas respons kolektif terhadap pandemi ini, termasuk  aspek kesehatan, ekonomi, dan sosial. Upaya tersebut antara lain mengoordinasikan bantuan kemanusiaan, berbagi informasi medis, dan strategi pemulihan ekonomi. Retno mendorong persatuan ASEAN untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh COVID-19 dan memastikan bahwa suara Asia Tenggara didengar di forum global.
Diplomasi Kesehatan yang dilakukan ibu Retno  tidak sebatas distribusi vaksin saja. Ia juga aktif melakukan transfer teknologi dan meningkatkan kapasitas produksi vaksin  dalam negeri. Melalui negosiasi dengan negara mitra dan perusahaan farmasi internasional, Indonesia berhasil mendapatkan komitmen transfer teknologi dan pembangunan fasilitas produksi vaksin. Hal ini tidak hanya akan membantu Indonesia menghadapi pandemi saat ini, namun juga memperkuat kesiapan negara dalam menghadapi krisis kesehatan di masa depan.
Secara keseluruhan, peran Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri pada masa COVID-19 menyoroti pentingnya diplomasi multilateral yang efektif dan inklusif. Melalui upayanya, Indonesia tidak hanya berkontribusi pada upaya global untuk melawan pandemi ini, namun juga memastikan bahwa negara-negara berkembang memiliki akses yang adil terhadap solusi kesehatan.Â
Kepemimpinan Bapak Retno di berbagai forum internasional telah memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam diplomasi kesehatan global dan menunjukkan bahwa solidaritas dan kerja sama internasional adalah kunci untuk mengatasi tantangan bersama.
- Diplomasi ekonomi
Pandemi virus corona berdampak besar terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia. Dalam kondisi seperti ini, diplomasi ekonomi menjadi alat penting untuk memitigasi dampak negatif dan mendorong pemulihan ekonomi. Sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi memainkan peran penting dalam memimpin diplomasi ekonomi Indonesia untuk memastikan bahwa Indonesia mempertahankan koneksinya dengan jaringan ekonomi global dan memperoleh manfaat maksimal dari kerja sama internasional. Beliau menekankan pentingnya solidaritas ekonomi dan kerja sama internasional untuk mengatasi tantangan ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi ini.
Retno Marsudi aktif mendorong kerja sama ekonomi bilateral dan multilateral untuk memperkuat hubungan perdagangan dan investasi Indonesia. Langkah konkritnya adalah mempromosikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi yang aman dan menguntungkan meski dalam situasi pandemi.Â
Ia memfasilitasi kerja sama yang dapat menghasilkan investasi asing langsung (FDI) di Indonesia melalui pertemuan dengan mitra dagang utama dan organisasi internasional. Diplomasi ekonomi  Retno berfokus pada bidang-bidang strategis seperti layanan kesehatan, teknologi, dan infrastruktur yang penting bagi pemulihan ekonomi jangka panjang.
Selain itu, Retno Marsudi berperan dalam perundingan perdagangan internasional untuk menjamin akses pasar produk Indonesia. Di berbagai forum internasional seperti G20 dan ASEAN, ia menyerukan penghapusan hambatan perdagangan yang dapat menghambat ekspor Indonesia.Â