Mohon tunggu...
Dinar Fitra Maghiszha
Dinar Fitra Maghiszha Mohon Tunggu... Multi-tasker, Part-time Writer, Backpacker | History Grad -

Mari saling berbagi dan mengingatkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kontroversial dr. Poch "yang Dianggap" sebagai Adolf Hitler

28 Desember 2017   09:16 Diperbarui: 2 Desember 2018   11:57 4524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

dr. Poch : "Nah ini Hitler itu" (sambil menepuk dada)

(Sulaesih tersenyum tidak percaya)

dr. Poch selalu memberi amanat pada setiap akhir pembicaraannya dengan Sulaesih jika menyangkut hal-hal politik agar obrolannya tidak boleh dibicarakan kepada siapa pun dan Sulaesih tidak boleh ikut berpolitik.

Sifat dan karakter dr. Poch

Poch dikenal mempunyai watak yang keras dan tegas terhadap pasien, serta disiplin kepada seluruh pegawai rumah sakit. dr. Poch dikenal juga sering memberikan resep atau obat dengan gratis. Menurut beberapa warga yang sempat dekat dengan dr. Poch, diterangkan bahwa dalam kesehariannya, "dokter Jerman" tidak lepas dari hal-hal yang berbau politik. 

Dikatakan bahwa dr. Poch senang dengan sosok Bung Karno. Diterangkan menurut bekas pelayannya bernama Syamsuddin yang adalah orang Bima bahwa setiap Bung Karno pidato, "dokter Jerman" ini selalu mendengarkan melalui radio, dan tidak boleh terganggu. Dikatakan juga di dalam buku ini bahwa dr. Poch mempunyai hobi memotret dan mengkoleksi kupu-kupu yang ia tangkap sendiri lalu diawetkan. 

Selama menjadi dokter, Poch mempunyai hubungan baik dengan para petinggi sipil maupun militer. Diterangkan juga bahwa dr. Poch aktif dalam kegiatan sosial dan selalu hadir di upacara-upacara resmi Pemda Kabupaten, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten DT II Sumbawa Besar serta Kepala Rumah Sakit Umum di Kabupaten.

Menurut Ny. Omik Koswarayang juga bersahabat dengan Sulaesih, dikatakan bahwa dr. Poch jika bertamasya di pesisir pantai, ia selalu memisahkan diri dan memilih untuk bersantai dan berjemur. Ny. Omik mengingat percakapannya dengan dr. Poch ketika dia ingin melahirkan anak pertama, saat itu usia Ny. Omik 23 tahun. 

Saat Dokter Poch menjenguk, ia berkata sambil juga berkata pada Sulaesih, "Kasihan, masih anak-anak kok sudah melahirkan!". Jika mengingat kejadian itu, terasa lucu bagi Ny. Omik. Menurut Ny. Omik, dr. Poch juga sangat terkenal. 

Sumbawa terdiri dari 3 kabupaten, Sumbawa Besar, Bima dan Dompu. Penduduknya juga tak terlalu banyak, sehingga hubungan antara pejabat satu dengan yang lain sangan dekat sekali, apalagi seorang dokter yang berasal dari luar negeri dan mempunyai jabatan yang penting. Persahabatan antara Ny. Omik dan Sulaesih sangat akrab karena masing-masing merupakan istri pejabat setempat dan sama-sama berasal dari Sunda.

Menurut majalah Mangle seperti yang dituturkan penulis buku ini, bahwa setelah berumah tangga dengan Sulaesih, dr. Poch menganut ajaran Islam dan selalu bertanya tentang Agama Islam kepada Sulaesih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun