Mohon tunggu...
Dinar Fitra Maghiszha
Dinar Fitra Maghiszha Mohon Tunggu... Multi-tasker, Part-time Writer, Backpacker | History Grad -

Mari saling berbagi dan mengingatkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kontroversial dr. Poch "yang Dianggap" sebagai Adolf Hitler

28 Desember 2017   09:16 Diperbarui: 2 Desember 2018   11:57 4524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

dr. Poch : ""Tidak buruk, malah sebaliknya, Jerman pada saat itu mengalami kemajuan yang hebat. Rakyat Jerman hidup makmue dan jadi bangsa yang kuat. Karena peranglah yang menghancurkan kami, dan kami dipaksa untuk perang. Tapi selanjutnya rakyat Jerman bangkit kembali"

dr. Sosro : "Bagaimana dengan kamp Auszhwitz ?"

dr. Poch : "Tidak ada apa-apa", "Itu hanya omongan yang dibesar-besarkan saja, yang ingin menghancurkan kami"

dr. Sosro : "Apa benar Hitler meninggal karena bunuh diri ?"

dr. Poch : "I don't know, pada saat itu suasana di sekitar sangat kacau, semua orang menyelamatkan diri masing-masing"

dr. Sosro : "Menurut kabar, anda tidak ingin kembali ke Jerman, kenapa ?"

dr. Poch : Saya tidak suka dengan iklim di Jerman, di sana jika sedang musim dingin, dinginnya terasa sampai ketulang-tulang, apalagi jika dibarengi ada angin, pohon-pohonan sampai bengkok. Saya yang sudah tua ini tidak tahan dengan iklim di Jerman. Kalau di Indonesia tidak ada musim dingin, udaranya hangat membuat saya betah tinggal di sini untuk selamanya"

(Kemudian dr. Poch menyodorkan tangannya)

dr . Poch : Coba lihat tangan saya, gemetar seperti ini, coba sebenarnya penyakit apa yang saya derita ?"

dr. Sosro : "Anda terkena Parkonsonism, karena usia anda yang sudah lanjut. Dan penyakit lainnya pun tidak bisa dihindarkan lagi, atau mungkin ini adalah Atherosceloris atau mungkin akibat tekanan darah tinggi (hemaparese), atau hanya trauma psikis saja"

dr. Poch : "Benar begitu !"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun