Mohon tunggu...
Dinar Fitra Maghiszha
Dinar Fitra Maghiszha Mohon Tunggu... Multi-tasker, Part-time Writer, Backpacker | History Grad -

Mari saling berbagi dan mengingatkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kontroversial dr. Poch "yang Dianggap" sebagai Adolf Hitler

28 Desember 2017   09:16 Diperbarui: 2 Desember 2018   11:57 4524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di Surabaya inilah dr. Poch terkena serangan jantung. Ia segera dibawa ke RS Karang Menjangan, namun tak tertolong. Pukul 19:29 pada tanggal 15 Januari 1970, Dokter Poch meninggal dunia. Dituturkan oleh Sulaesih, "Poch meninggal setelah mengucap kalimat Allahu Akbar". Selama 5 tahun Sulaesih mendampingi dr. Poch. Setelah dokter Jerman itu tiada, Sulaesih pulang ke Bandung. 

Semua barang berupa buku dan pakaian bekas peninggalan dr. Poch dibagikan dan disumbangkan kesalah satu yayasan di Sumbawa. Ia menuturkan, "Jadi saya tidak membawa apapun". Sementara barang-barang pribadi dr. Poch seperti beberapa baju, buku, foto dan surat-surat ia bawa.

Penutup

Sampai saat ini terdapat beberapa pendapat tentang kematian Hitler. Salah satu diantaranya adalah catatan kontroversial dari Soeryo Guritno yang menuliskan kembali penelitian dr. Sosro Husodo yang yakin bahwa dr. Poch adalah Adolf Hitler. 

Seperti yang diterangkan oleh penulis buku ini bahwa ia bersedia menerima kritik dan sangkaan atas pendapatnya. Manakah pendapat yang paling benar, siapakah sesungguhnya dr. Poch ? Inilah tugas bagi para sejarawan.

Literasi: Ir. KGPH. Soeryo Goeritno, M. Sc, "Hitler Mati di Indonesia: Rahasia yang terkuak", (Titik Media Publisher, 2010)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun