Mohon tunggu...
Dinar Fitra Maghiszha
Dinar Fitra Maghiszha Mohon Tunggu... Multi-tasker, Part-time Writer, Backpacker | History Grad -

Mari saling berbagi dan mengingatkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kontroversial dr. Poch "yang Dianggap" sebagai Adolf Hitler

28 Desember 2017   09:16 Diperbarui: 2 Desember 2018   11:57 4524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tetapi, ia tidak mempunyai perasaan apapun terhadap dr. Poch karena menganggap dokter Jerman itu adalah kakeknya sendiri, karena usia yang terpaut jauh. Sementara itu, penyakit dari suami Sulaesih tidak kunjung sembuh dalam  beberapa tahun setelahnya. Semua keluarga dari suami sepakat agar Sulaesih berpisah dengan suaminya dengan alasan kasihan melihat Sulaesih repot dan juga ia bukan gadis asli Sumbawa. 

"Padahal saya tidak mempunyai perasaan seperti yang mereka katakan," kata Sulaesih yang berdialog dengan dr. Sosro. Setelah dua tahun berpisah dengan suami, dr. Poch mengajukan diri untuk melamarnya. Setelah melamar Sulaesih, dr. Poch memeluk Agama Islam di tahun 1964 yang disaksikan oleh Ketua Kantor Agama di Sumbawa dan mengganti namanya dari dr. Poch menjadi "Abdul Kohar". 

Akhirnya Sulaesih menikah pasa usia 34 tahun sedangkan dr. Poch berusia 64 tahun. Setelah menikah, Sulaesih tidak lagi bekerja di Pemda karena bersama dr. Poch mengurusi pasien dan rumah tangga mereka.

Sebelum menikah, Sulaesih suka berkunjung ke rumah dr. Poch. Dituturkan olehnya bahwa di rumah Poch ia melihat seorang wanita yang sudah berumur yang menurut dr. Poch itu adalah istrinya. 

Sulaesih menerangkan bahwa, istri dr. Poch memberi amanah kepadanya untuk menitipkan "Gi" (panggilan dr. Poch / kependekan dari Georg Anto)dan diuruskan segala keperluannya. Sulaesih berkata, "Mungkin artinya saya harus menikah dengan dr. Poch"

Dituturkan oleh dr. Sosro yang mencatat cerita Sulaesih bahwa, dr. Poch selalu menyembunyikan rahasia kepada dirinya dan tidak terbuka. Pada tahun 1964, ketika baru pulang dari Bali, "dokter Jerman" bercerita pada Sulaesih bahwa ia baru saja bertemu dengan Kondrad Adenaueryang saat itu sebagai Kanselir Jerman Barat yang datang ke Bali sebagai tamu negara.

Menurut dr. Sosro bahwa dr. Poch mempunyai peninggalan berupa catatan kecil berwarna cokelat ukuran 9x16 cm dan tebal 44mm. Seperti yang diterangkan dr. Sosro, ia yakin bahwa buku ini adalah punya Adolf Hitler karena : 1. Tulisannya sama antara dr. Poch dengan Hitler. 2. Materi yang dituliskan mempunyai hubungan tentang peristiwa yang terjadi di Jerman di masa Nazi, serta di dalam buku tersebut terdapat nama dan alamat yang merupakan mata rantai urutan buronan Nazi dan organisasinya.

Buku ini sebagian ditulis dengan bahasa latin, dan sebagian lagi ada yang ditulis dengan bahasa steno sistem Gabelsberger. Bagian yang ditulis dengan steno menceritakan ketika dr. Poch dan istrinya (keduanya dianggap sebagai Hitler dan Eva) yang melarikan diri dari Jerman menuju Salzburg, ke Grasz, ke Tapelwates Austria, Yugoslavia, ke Beograd lalu ke Sarajevo. 

Kemudian dari Sarajevo ke Roma. Disinilah ia menerima paspor dengan identitas "dr. Poch". Tulisan tentang pelarian dirinya diberi judul "Kurze zeitliche Darstellung der personlichen Belanguen durch di Allierten und lokalena "Autoritation" im Salzburg 1946", (Gelaran singkat ketika dikejar-kejar oleh sekutu dan "otoritas" lokal di Salzburg, 1946)

Sementara, catatan yang ditulis dalam latin, adalah tentang daftar alamat beberapa nama-nama anggota Nazi  yang disebutkan menjadi buronan.

Pengakuan sebagai Hitler

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun