Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Sunflower (4), Asalnya para Pendebat

2 Oktober 2024   13:51 Diperbarui: 3 Oktober 2024   11:30 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak dari teman-temannya yang merasa terjebak karena mereka merasakan bahwa jurusannya salah. Ada anggapan dari mereka "yang penting kuliah aja", sehingga esensi dari keilmuan yang diterimanya terkesan menjadi mubazir.

"Dunia pendidikan kita ini sedang tidak baik-baik saja. Tapi dimananya ya?" batinnya juga di dalam keheningan malam di saat dirinya terjaga.

Bunga  seharusnya sudah hidup enak dengan kekayaan Papanya yang bekerja di perusahaan minyak multinasional, tapi lingkungan sosialnya selalu membuatnya resah.

Dia dijuluki "Sang ratu" oleh teman-teman sekolahnya, karena segala fasilitas sudah didapati dengan gampang, apalagi ia pun hanya dua bersaudara, sama seperti Matahari, hanya saja kakaknya yang lelaki.

Raffles, kakaknya, bekerja di Jepang sebagai tenaga proseional di bidang IT, masih bujang, pasti makin terbayang tingkat kesuksesan keluarga mereka.

Papa dan mamanya ingin Bunga sekolah di luar negeri pula, tapi Bunga merasa, kuliah di negeri ini jauh lebih baik, meski ia menyadari adanya kesalahan di dalam sistem pendidikan di Indonesia, entah apa.

Dengan keresahan yang sama itulah, ketika tanpa sengaja Bunga dan Matahari dipertemukan di acara LDK, rasanya ada hal-hal yang satu getaran.

Dan tanpa sengaja, mereka bertemu ketika sedang sama-sama menunggu bus di sebuah halte, yang ternyata tidak lewat karena kabarnya sedang terjadi tawuran antar pelajar.

"Kamu dah lama di sini?" tanya Matahari

Bunga tersenyum dan menjawab santai, "Ya tinggal nunggu lumut pada numbuh aja ini,"

Matahari kemudian spontan melihat ke sekujur tubuh Bunga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun