"Noh, lu lihat sendiri. Lecet, sama ini nih, pinggang sama paha gue, sakit," katanya menjelaskan
Vino pun deg-degan, "Gawat, bakal ditembak duit ganti rugi nih kalo begini caranya," pikirnya dalam hati.
Si pedagang kemudian bangkit setelah dengan cepat memberesi semua dan tanpa adanya indikasi meminta ganti rugi, si pedagang pun bersiap akan pergi.
"Bang.." panggil Vino sebelum ia mengayuh sepedanya.
"Ape lagi? Kalo cuma teriak doang sekarang gue kagak bakalan kaget, kecuali elu pake toa, biar mati sekalian dah gue!" si pedagang berkata dengan sewot.
"Ya nggaklah bang. Saya juga kan nggak pernah punya niat ngagetin abang," Vino terlihat menahan kesal sekaligus merasa tidak enak.
"Ya udah gue jalan, jangan ganggu gue lagi," ucapnya.
"Bang," panggil Vino lagi.
"Apaan lagi sih!" bentaknya.
Dan tiba-tiba si pedagang terdiam menatap Vino, kemudian melihat ke arah tangannya yang memegang uang lembaran seratus ribu.
"Untuk abang," ucap Vino menunduk karena merasa bersalah.