Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mak Lerong Korong

18 Januari 2020   12:43 Diperbarui: 19 Januari 2020   12:38 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cantikalayanti.blogspot.com

"Namun putih merindukan mak Lerong untuk kembali ke ke jalan yang benar"

"Pergilah buya, aku tidak butuh bantuanmu" ungkap mak Lerong dengan kasar"

"Aku akan sembuh dengan caraku sendiri"

" Kedatanganku kesini atas izin tuhan mak"

"Tuhan" mak Lerong mengigil saat mendengar nama tuhan

Dia pun meneteskan air Mata, atas apa yang telah di perbuat mak Lerong semasa hidupnya. Dialog panjang antara mak Lerong dan buya berlangsung.
Sampai akhirnya buya keluar dalam ruangan mak Lerong yang sangat gelap.

Buya pun memerintahkan beberapa ibuk-ibuk yang datang untuk membuka seluruh jendela rumah Mak Lerong. 

"Biarkan cahaya masuk kedalam rumah ini''
Ibuk-ibuk pun membuka pintu yang sudah berdebu Dan susah untuk dibuka karena faktor engsel pintu yang berkarat

***
"Apakah Sulin sudah dihubungi?" Tanya Buya pada pengunjung

"Sudah buya, kemungkinan besok dia baru sampai kesini"
"Susah kalau anak seorang diri, jauh dari rantau.

 Kalau meninggalkan orang tua seorang diri di kampung"
Warga pun melakukan perbincangan kecil atas keinginan besar sulin untuk pergi merantau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun