Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mak Lerong Korong

18 Januari 2020   12:43 Diperbarui: 19 Januari 2020   12:38 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cantikalayanti.blogspot.com

Namun pintu mak Lerong masih terkunci.
Ingin rasanya aku membangunkan ibu. 'aneh kenapa tidak Ada warga yang terbangun mendengar teriakan wanita itu"
Sontak kaki Saya melangkah menuju kamar ibuk, tapi Saya ragu untuk membangunkan ibuk.

Karena ibuk selalu berpesan "jangan ikut campur urusan orang lain Nah, urus saja dirimu, paham"  cerewet ibuk kalau Saya butuh pendapatnya.

Akhirnya kuundurkan langkah kaki kembali menuju ke kamar.  Bersandar di dinding kamar dan menghentakan kepala ke dinding untuk mencari solusi.

Tanpa pikir panjang Saya putuskan untuk pergi ke rumah Mak Lerong. Kegelapan malam telah menjadi saksi keberanianku. Langkah kaki pasti menginjak teras rumah mak Lerong yang tidak pernah Saya datangi setelah kematian ayah 2 tahun yang lalu. Bau amis rumah Mak Lerong sangat tajam. Membuatku menahan napas. 

Kucoba mendengar lebih dekat. Teriakan wanita itu semakin kencang. Tangan ini langsung mendorong pintu rumah Mak Lerong. Namun hanya ruangan gelap yang kudapati. Tak seorang didalam rumah tersebut. 

Kakiku menggigil dan mulutku kaku untuk memanggil mak Lerong.
Muncul cahaya dari kegelapan yang semakin dekat semakin terang. Tak sadar mak Lerong tepat dihadapanku. Diri ini mati rasa.

***
Besok paginya saya terbangun dalam keadaan kepala berat untuk diangkat. Seorang wanita membawakan air hangat mendekatiku. "Minum air hangat ini, Nah"
" Bu, kenapa kepala ku pusing" suara kupun juga berubah serak pagi ini
"Badanmu panas, tidurlah dulu" ibuku mengambil kompres diatas meja samping kasurku
Saya berupaya duduk namun Tak mampu. 

Ibuku pun membatuku untuk duduk agar mudah untuk minum.

Kenapa tubuh ini mendadak sakit. Padahal kemaren Saya masih sehat dan tidak Ada tanda-tanda akan datang penyakit. "Memang aneh" gusarku kebingungan.

****
Suatu hari ibuku menghilang dari rumah. Tidak biasanya ibu kesawah Dan meninggalkan semua atribut yang selau ditententeng menuju ke sawah. "Buk, dimana Buk?. Setelah mondar mandir ruangan depan Dan belakang Saya tidak mendengar suara ibuk. 

Kemudian Tak sengaja Saya melihat keluar dari jwndela kamar. Setelah diamati dengan serius akhirnya Saya melihat sesuatu kepunyaa ibuk. "itukan sendal ibuk", ngak biasanya ibuk bertamu kerumak mak Lerong, pasti Ada yang tidak beres". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun