Keduanya pun terdiam. Terbawa pikiran masing-masing. Tujuan Rere minta pendapat pun akhirnya berakhir dengan perdebatan sengit. Keduanya terbawa emosi.
Elang merasa kecewa saat dia sudah berusaha menemukan kembali perasaanya. Meskipun dia sebenarnya menyadari, bahwa perasaanya sudah beda seperti saat mereka duduk di bangku sekolah. Perasaan berbeda saat dulu elang pernah kecewa karena Rere memilih teman akrabnya. Namun Elang menepiskan semua dengan harapan perasaan itu tumbuh kembali saat mereka bersama lagi. Elang kecewa buat apa dia harus dicari jika hanya untuk disakiti.
Rere pun kecewa karena Elang tidak berubah dan selalu mendulukan emosinya. Rere semakin kecewa saat Elang tak bisa memberikan penjelasan kenapa selama ini tak pernah mencoba mencarinya. Namun saat dia yang berusaha mencari dan menemukannya, justru dia menjadi dipersalahkan.
Rencana lamaran itu juga belum tentu terjadi. Rere sengaja minta pendapat Elang dengan harapan ada niat serius dari Elang, bukan malah emosi dan marah-marah. Keduanya memang tampak mudah emosi dan saling gengsi.
“Sudah lah Re, pilihanmu sudah tepat. Jangan tunggu jawabku karena kamu sudah menjawab sendiri. Mungkin aku salah tak pernah mencarimu selama ini. Dan mungkin aku juga bodoh terlalu berharap sesuatu yang tak pasti. Aku hanya berdoa, semoga apa yang diajarkan calon suamimu benar adanya. Kadang tak harus dengan cinta untuk bersama, kadang cinta juga tak harus bersama. Selamat!,” kata Elang kemudian berdiri.
Rere masih diam. Elang hendak melangkahkan kaki. Rere makin kecewa dengan sikap Elang yang pergi begitu saja.
“Silahkan pergi dan jangan kembali. Saya menyesal mencarimu. Dan mungkin benar semua ucapanmu. Semoga benar adanya aku bahagia dengan pasanganku,” Rere menangis dan berdiri, berjalan masuk ke kos. Elang tak menoleh sedikit pun saat Rere bicara. Dia tetap berlalu.
Suasana hati Elang kacau. Dia pun memasanga display picture (DP) BBM-nya dengan gambar hitam. Dia tulis status ‘Datang untuk dikecewakan’. Rupanya hal yang sama dilakukan Rere, di recent update status, Rere mengganti statusnya dengan kalimat, ‘Tak pernah berubah, egois jangan dipelihara!!!’ Elang merasa tersudut dan emosi sehingga dia men-delcont kontak Rere.
Dia pun pulang dengan lemas. Elang menjadi ingat kata Ardian, bahwa jangan begitu mudah larut dalam harapan dalam suasana yang seolah menyenangkan. Kesenangan belum menjamin kebahagiaan. Ada kalanya kesenangan itu hanya sesaat. “Ada orang lain yang mungkin lebih mencintaimu dan kamu pun sama, tapi tanpa kamu menyadarinya,” Elang mengingat ucapan Ardian.
“Ternyata saat kita berlari mengejar dengan penuh rasa senang, belum tentu kita mendapatkan yang sama. Justru mungkin akan membuat kita sakit saat apa yang kita temukan tidak sesuai harapan. Ah! Hidup sudah ada jawabnya, kenapa selalu aku tanyakan,” keluh Elang.
Elang menghela nafas dan memutar radio. ‘Kubayangkan, jika engkau datang, kupeluk bahagiakan aku. Keserahkan, seluruh hidupku, mejadi penjaga hatimu...’ stasiun radio di mobil Elang kebetulan memutar lagunya Ari Lasso berjudul Penjaga Hati.