Tak seperti biasanya, Elang bangun pagi. Kuliahnya masih siang. Tak seperti biasanya juga dia tiap pagi asyik dengan smartphonenya. Sejak kembali terhubung dengan Rere, banyak hal berubah. Bahkan, sering status di BBM nya tak seperti biasa. Kadang dia nulis status ‘Pagi adalah Kamu’ dan kalimat-kalimat aneh yang tak seperti biasanya.
Elang tampak buru-buru keluar ruang kuliah dan bergegas ke parkiran mobil. Dia pun meluncur. Ardian yang memperhatikan itu tampak aneh. Ardian berpikir Elang ke rumah Livi karena Ardian tahu kalau hari itu adalah ulang tahun Livi. Tapi kenapa Elang tidak mengajak Ardian karena biasanya mereka bertiga merayakannya, meskipun hanya ditraktir makan.
Elang meluncur dengan semangatnya. Dia pun memutar radio dan turut menyanyikan lagu yang diputar. Rupanya dia hendak bertemu dengan Rere di kosnya. Ternyata semangat sejak pagi itu karena dia sudah ada janji dengan Rere.
Tibalah dia di sebuah rumah kos yang besar. Sepertinya rumah itu diisi khusus mahasiswi putri. Kalau dilihat dari bentuk dan suasananya, kos itu terbilang mahal. Elang pun memencet bel pagar. Kemudian keluarlah seorang ibu. “Mencari siapa mas?” tanya ibu yang sepertinya penjaga rumah kos itu.
“Rere bu,” jawab Elang sambil melihat-lihat rumah kos itu.
“Ehm Mbak Rere yang kuliah apa yang kerja di hotel?” ibu itu kembali menanyakan.
“Yang kuliah bu,” jawab Elang.
Namun belum sempat dipanggilkan, Rere keluar dan meminta Elang masuk. Meski rumah itu besar, tapi tamu cowok tidak bisa masuk. Di rumah itu disediakan gazebo dekat teras khusus penghuni kos menerima tamunya, khususnya tamu cowok.
Wajah Elang sumringah, tampak sangat senang. Meski agak sedikit malu karena lama tidak bertemu. Bahkan saking senangnya, dalam pikiran Elang rasanya ingin memeluk Rere yang siang itu memakai kaos ketat dengan celana jeans ketat. Rindu yang sudah tersimpan lama. Hampir empat tahun tidak bertemu.
“Hai, kok bengong gitu sih? Kenapa, kaget lihat aku yang cantik yaaa...,” goda Rere.
“Hahahaha, lama kita gak ketemu ya? Berapa tahun sudah hilang kontak,” jawab Elang menutupi malu. Elang tampak kikuk menghadapi Rere yang tampak banyak berubah.