Memang tempat itu sering menjadi tempat sekedar nongrong di sore hari warga setempat. Mereka yang datang kadang hanya sekedar main di karang atau menikmati sajian khas pesisir. Banyak pohon besar yang meneduhkan. Tempat yang cocok menikmati sunset.
Esok harinya Elang bangun tidur kesiangan. Dia harusnya ke kampus karena ada mata kuliah. Dia pun buru-buru bangun dan mandi. Usai mandi dia ambil smartphonenya. Iya, smartphone canggih itu tak pernah lepas dari genggaman Elang karena dia memang hobi main game online.
Saat hendak berangkat kuliah, dia melihat ada 12 kali panggilan dari Livi. Selain itu ada juga satu BBM dari livi dan SMS tidak dikenal nomornya.
Isi BBM Livi intinya mengingatkan kalau dia ada mata kuliah. Sedangkan SMS dari nomor tak dikenal itu membuat Elang bertanya-tanya, siapa pengirimnya. SMS itu berisi ‘Hai, Elang ya. Pa kbr. Lama ndak ketemu...’ tanpa menyebut nama.
Elang pun penasaran. Sepanjang jalan dia mencoba mengingat nomor itu. “Daripada penasaran, kutelpon aja kali ya? Ah nanti ternyata dikerjain teman aja. Atau aku SMS aja ya,” ujar Elang bergumam sambil mengendarai mobil menuju kampus.
Akhirnya Elang pun SMS menjawab SMS yang dikirim nomor tak dikenal itu dan menanyakan siapa dia sebenarnya. Ting Tung.. tak lama suara smartphone Elang berbunyi. Dia pun cepat-cepat buka isi SMS. Tampak wajahnya kaget tapi lama-lama tersenyum senang.
‘Hmmmm mentang2 sdh punya cewek lupa sama aku. Ini Rere’. Elang mencoba mengingat lagi Rere yang mana. Setelah saling berbalas SMS, ternyata Rere adalah sang mantan jaman sekolah dulu yang bernama lengkap Gending Revolusi dan dipanggil Rere.
Sejak itu Elang tampak asyik sendiri dengan smartphonenya. Bukan lagi sibuk main game online, tapi chating dengan Rere. Bahkan, Elang sering menelepon Rere. Sejak saat itu juga Elang mulai jarang bermain dengan Livi maupun Ardian.
“Kemana si bos?” tanya Ardian. Yang dimaksud bos adalah Elang.
“Lha aku baru mau tanya sama kamu. Memangnya di kampus gak ada. Ditelepon sekarang susah. Di BBM kadang dibaca aja ga dibalas. Kupikir sibuk kerjain tugas,” jawab Livi.
Ardian mencium gelagat tidak baik. Maklum, Ardian yang merupakan teman satu kampus Elangbiru, mengenal betul sifat temannya itu. Sebenarnya Livi juga paham kelakuan Elang dan biasanya cuek. Namun entah kenapa kali ini Livi merasa seperti ada yang beda dengan sikap Elang.