Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Remaja: Skenario di Gerbong Argo Lawu

21 Oktober 2016   21:50 Diperbarui: 24 Oktober 2016   11:28 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto profil dok. Putri Bunga Pertiwi - Kre Pribadi

Putri mendesah.

Ranu, arti nama itu adalah sungai. Mungkinkah sungai dengan konten air dan seluruh sifatnya akan selalu mencari celah untuk mencapai tujuannya sendiri? Ketika dibendungpun, sungai sebenarnya tak pernah kompromi selalu menekan bendungan dengan energinya. Samakah seperti Ranu yang tak pernah mau berhenti dalam bendungan, tetapi alirannya selalu mencari tempat yang ia inginkan?

Gadis itu teringat pula bagaimana Nur, sahabatnya, yang ditinggalkan Bayu, kekasihnya. Bayu, artinya angin. Apakah sifat angin yang ingin selalu bebas tanpa kekangan memberikan gambaran watak yang sesungguhnya? Entahlah. Yang menjadi cermin diri bagi Putri, adalah ketegaran Nur yang ditinggalkan Bayu. Tak pernah mengeluh. Tak pernah menyesali apa yang telah digariskan Tuhan. Apalagi Nur pernah curhatkepada dirinya: Kita masih kecil, masih SMA. Masa-masa persahabatan dengan lawan jenis bukanlah sesuatu yang sangat serius. Guru kita pernah memberikan nasehat, bahwa persentase mereka yang berpacaran sejak di SMA ini, hanya nol koma sekian persen. Lainnya hilang tak berbekas!

Puuut!

Putri kaget ketika Sapto memanggilnya. Gadis itu tergagap. Ia kebingungan melihat Sapto tersenyum lucu.

“Kenapa tersenyum?”

“Kamu itu lucu! Tadi aku bilang aku ingin berkhayal seperti Ranu, eh kok malah kamu yang melamun sampai lama!”

“Aku melamun?”

“Iya laaah.... tapi sudahlah. Lupakan itu! Put, aku pinjam buku catatanmu .... boleh ya?”

“Buku apa?”

“Matem!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun