Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen : Sunset di Kuta, Cinta di Majalengka

5 Maret 2016   01:59 Diperbarui: 6 April 2016   18:35 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Heheee….”

“Haha hehe! Trus tadi Mas Tomo bilang nilai cantiknya 92, kok mirip kalimat waktu di hotel Dibia dulu! Terus tadi dia bilang apa? Kalau yang dipuji itu gadis, ia bisa pingsan dalam sadar. Itu kalimatkuuuuu Ainuuuuun!” kata Herlin sambil mengguncang-guncang lengan Ainun.

Diguncang lengannya, Ainun tertawa hingga memegangi perutnya. Ayu kesal. Namun ia berhenti mengguncang-guncang Ainun ketika Tomo berbalik. Muka Herlin tampak merah.

“Mas pinjam kamera!” kata Ainun meminta kamera dari tangan Tomo. Pria itu memberikan kamera sambil tersenyum ke arah Herlin.

“Memang De Ainun bisa memotret?” tanya Tomo meragukan.

"Bisa laaah .... aku akan memotret Lin bareng Mas Tomo, latar belakang terasering! Amazinpasti!"

"Iyalaah boleh, usul yang bagus, tapi nanti saja De!"

“Oooo….. Ainun, kamu dipanggil De oleh Mas Tomo! Hihihi…..” kata Herlin sambil tertawa. Namun sebenarnya hatinya tidak suka mendengar Tomo memanggil Ainun dengan sebutan De Ainun. Terlalu mesra.

“Ooooh …. maaf, maaafff … kelepasan! Huuuh….” gerutu Tomo menyadari kesalahannya. Ainun tertawa lagi.

“Heh…heeehee… cape tetawa melulu. Duduk laaah…. Ayo duduk! Ayo Mas, ayo Lin duduk!”

Ketika ketiganya telah duduk, Ainun membuka tas kecil yang dibawanya. Tangannya mengeluarkan foto ukuran post-card.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun