Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen : Sunset di Kuta, Cinta di Majalengka

5 Maret 2016   01:59 Diperbarui: 6 April 2016   18:35 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ehh… maaf Mas … bukan itu maksudnya…”

“Untung namaku Ahmad Pratomo.”

“Maaf, maaf …. Mas? Mas ke sini mau apa?”

“Ya mau main laaah… mau lihat terasering Majalengka. Nilainya kan 92!”

“Nilai apa?”

“Cantiknya! Ini aku yang muji lho ….. sayang yang aku puji terasering. Coba kalau yang aku puji itu seorang gadis, mungkin dia bisa pingsan dalam sadar!” kata Tomo sambil tersenyum kemudian berjalan membelakangi keduanya. Herlin terhenyak. Sementara pria itu kemudian mengambil foto-foto terasering yang sangat indah.

“Nuun sini!” Herlin menggamit lengan Ainun diajak sedikit menjauh dari Tomo.

“Apaan sih?”

“Hei Nun, kenapa kalimat Mas Tomo aneh sih?  Satu, yang crita Tomo itu nama desa kamu ya? Katakan ya?!”

“Aku bercanda saja …”

“Payah kamu Nun, tidak solider. Malu aku ini! Malu tahu!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun