“Oooh… iii… iya…”
“Kakak santai saja, Topaz tidak akan ke mana-mana. Topaz akan tunggu kakak sampai datang.”
Kata-kata Topaz benar-benar sangat berarti bagi Hilal. Baginya seperti setetes air di padang gersang. Ada sebersit rasa bahagia mendengar nasehat Topaz.
***
Setengah jam perjalanan Hilal sampai di Talaga. Masuk ke arah selatan dari alun-alun kecamatan, ia menuju rumah bibi Maya, adik ibu Topaz. Rumah itu tampak sepi. Namun Hilal melihat bibi Topaz ada di teras.
“Assalaamu’alaikum ibu….”
“Oooh … ini Pak Hilal temannya Topaz kan?”
“Ahhh syukurlah, ibu masih mengenali saya. Benar Bu, saya Hilal, teman Topaz di SMPIT Nurul Aini.”
“Iya … iya … Topaz juga suka cerita tentang Pak Hilal putranya Pak Alim pemilik yayasan.”
“Aaah bisa saja Topaz …. maaf Bu , Topaznya ada?”
“Ada,silakan masuk … sepertinya dia sudah menunggu Pak Hilal dari tadi. Tuh di ruang tamu …”