Mohon tunggu...
Didik Sedyadi
Didik Sedyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Suka berdiskusi tentang matematika bersama anak-anak SMAN 1 Majalengka. Hobby menulis. Tinggal di Majalengka Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kembalilah Padaku Topaz Aini

18 Februari 2016   01:15 Diperbarui: 6 April 2016   18:44 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pembawa acara membacakan pengumuman itu, hati Hilal sudah hancur. Saat itu dirinya sudah merasa tak diperhatkan oleh siapapun. Tak ada yang peduli dan mengerti bahwa gadis yang siap dinikahkan seharusnya dengan dirinya.

Beberapa jenak ketika semuanya telah siap, mempelai perempuan diminta untuk meminta ijin ayahnya menikahkan dirinya.

“Ayahanda, hari ini, ananda mohon keridhoan ayah … untuk…. un …. Untuk menikahkan saya dengan calon suami saya ….. demi men….men…. mencari keriii…keridhoan Allah ….. hhh…hhhh…. “ calon mempelai perempuan tak sanggup untuk meneruskan kalimat permintaan kepada ayahnya untuk dinikahkan. Gadis itu menangis. Beberapa tetamu ikut terharu, bahkan ada yang berlinang air mata. Mata Hilal terasa panas. Bibirnya dikatubkannya lekat-lekat.

Karena inti permintaan anaknya telah tersirat, maka ayah Topaz yang memegang microphone menikahkan putrinya:

“Hari ini ayah akan menikahkanmu wahai putriku yang cantik….” kata ayah Topaz . Beberapa sejenak kemudian mengulurkan tangan untuk menjabat tangan calon menantunya itu. Ketika keduanya telah berjabatan tangan, susana hening.

Wahai Ahmad Abdul Fatah, saya nikahkan engkau dengan anakku Safira Cahyaning Pertiwi dengan maskawin sehelai kerudung sutera berwarna biru…..”

Aku terima, nikahnya Safira ….. aku ter… aku terima nikahnya Safira Cahyaning Pertiwi  dengan maskawin sehelai kerudung sutera berwarna biru….. dibayar tunai!

Sah! Sah! Saaaahhh!

Gemuruh hati Hilal. Safira? Yang menikah adalah Safira. Benarkah Safira? Laki-laki itu menyentuh pundak orang di dekatnya.

“Tadi siapa yang menikah Pak?” tanya Hilal dengan gemetar.

“Ahmad … Ahmad Abdul Fatah…..”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun