Penelitian menemukan kalau kepemimpinan transaksional cenderung paling efektif dalam situasi di mana masalah sederhana dan jelas.
Ini juga bisa bekerja dengan baik dalam situasi krisis, di mana fokusnya adalah menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
Dengan menugaskan tugas-tugas yang didefinisikan dengan jelas kepada individu-individu tertentu, para pemimpin bisa memastikan kalau hal-hal itu bisa diselesaikan.
Di masa krisis, para pemimpin transaksional bisa membantu mempertahankan status quo dan "menjaga kapal tetap terapung", bisa kita bilang begitu.
Pemimpin transaksional fokus pada pemeliharaan struktur kelompok.
Mereka bertugas membiarkan anggota kelompok tahu persis apa yang mereka harapkan, mengartikulasikan penghargaan dari melakukan tugas dengan baik, menjelaskan konsekuensi dari kegagalan, dan menawarkan umpan balik yang mereka rancang untuk menjaga pekerja tetap pada tugasnya.
Sementara kepemimpinan transaksional bisa berguna dalam beberapa situasi, itu dianggap ngga cukup baik dalam banyak kasus, dan bisa mencegah baik pemimpin maupun pengikut mencapai potensi penuh mereka.
Kesimpulan
Pasti ada tempat untuk kepemimpinan transaksional di dunia saat ini.
Salah satu kegunaan terbaiknya adalah di perusahaan multinasional di mana ngga semua pekerja berbicara dalam bahasa yang sama.
Sesudah struktur dan persyaratan dipelajari, gampang bagi pekerja untuk menyelesaikan tugas dengan sukses.
Ini bisa berhasil karena kepemimpinan transaksional gampang dipelajari dan ngga perlu pelatihan ekstensif. Semua sudah jelas dan rinci.