Pertama, insentif.
Ya, ada insentif yang menunggu karyawan kalau dia berkontribusi pada organisasi. Ini bisa memotivasi mereka untuk bekerja bahkan dua kali lipat untuk memenuhi tenggat waktu. Atau, mungkin malah melebihinya.
Kenapa?
Karena mereka tahu, pemimpin mereka ngga akan mengabaikan usaha mereka.
Alasan kedua, teknik kepemimpinan ini juga berfungsi sebagai pengingat bagi bawahan kalau manajemen mengawasi mereka. Kalau manajemen serius dengan dorongannya untuk mengharapkan kinerja maksimal dari karyawannya. Dan kalau kesalahan yang mereka lakukan, dan kinerja yang kurang, bisa berarti kerugian dan hukuman.
Tujuan yang bisa dicapai
Dengan perencanaan jangka pendek sebagai bagian dari gaya kepemimpinan ini, manajemen memastikan kalau visinya untuk perusahaan atau organisasi akan terwujud.
Inilah alasan kenapa tujuan dan sasaran cuma butuh waktu yang lebih singkat untuk terwujud dengan gaya kepemimpinan ini.
Dan pengaruhnya pada karyawan, tujuan itu jadi terasa lebih mudah tercapai. Akibatnya, ngga terjadi demoralisasi pada mereka.
Dengan membuat pencapaian menjadi lebih gampang mereka wujudkan dalam waktu singkat, anggota tim juga lebih termotivasi untuk tampil. Dan pada saat yang sama, mereka juga menjadi lebih percaya diri.
Hal ini antara lain karena otonomi yang pemimpin berikan kepada bawahan membuat mereka mampu melaksanakan tugas tanpa harus sadar kalau ada mata yang langsung tertuju pada mereka.
Struktur yang jelas
Kepemimpinan transaksional tersusun dari struktur yang jelas dan ringkas.