Mohon tunggu...
Dibbsastra
Dibbsastra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Minat saya adalah sebagai penulis cerpen, puisi, quotes, artikel, novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ritual untuk Memikat Hati Laki-laki

30 Agustus 2024   18:04 Diperbarui: 30 Agustus 2024   18:09 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bu, aku tidak tahu harus bagaimana lagi," kata Aisyah dengan suara bergetar. "Aku telah kehilangan segalanya. Arya meninggalkanku, dan aku tidak tahu apakah aku bisa melanjutkan hidup tanpa dia. Tolong, apa yang harus aku lakukan?"

Dukun itu menatap Aisyah dengan tatapan yang dalam. "Anak muda, kau telah mengambil jalan yang berbahaya sejak awal. Setiap tindakan memiliki konsekuensinya sendiri. Apa yang kau alami sekarang adalah akibat dari pilihan-pilihan yang telah kau buat."

Aisyah hanya bisa menunduk, merasakan kepahitan dalam kata-kata itu. "Lalu, apa yang harus aku lakukan sekarang? Apakah masih ada harapan bagiku?"

Dukun itu menghela napas panjang, seolah-olah menimbang-nimbang sebelum memberi jawaban. "Kau bisa memilih untuk melanjutkan hidupmu dan menerima semua konsekuensinya. Atau, kau bisa memutuskan untuk melepaskan semua itu, dan memulai kembali dari awal. Namun, untuk melepaskan, kau harus rela mengorbankan sesuatu yang sangat berharga."

Aisyah menatap dukun itu dengan bingung. "Mengorbankan sesuatu yang sangat berharga? Apa maksudmu?"

"Aku berbicara tentang anak yang kau kandung, Aisyah. Jika kau benar-benar ingin melepaskan semua penderitaan ini dan memulai hidup baru, kau harus rela mengorbankan bayi itu. Itu adalah satu-satunya cara untuk membebaskan dirimu dari semua kesalahan masa lalu."

Perkataan dukun itu membuat Aisyah terhenyak. Ia merasa ngeri mendengar saran itu. Bagaimana bisa ia mengorbankan anak yang belum lahir ini? Meskipun ia tidak tahu siapa ayahnya, bayi ini tetaplah darah dagingnya.

"Tidak, aku tidak bisa melakukan itu. Bayi ini adalah satu-satunya yang tersisa dalam hidupku sekarang. Aku tidak bisa kehilangannya juga," jawab Aisyah dengan suara tegas.

Dukun itu mengangguk pelan. "Maka, kau harus menerima semua konsekuensinya, Aisyah. Kau harus siap menghadapi semua rasa sakit dan kehilangan yang mungkin datang. Tapi ingatlah, dalam setiap kesulitan selalu ada pelajaran yang bisa diambil, lanjut dukun itu dengan suara tenang namun penuh makna. "Kau mungkin merasa kehilangan sekarang, tapi jangan lupa bahwa di balik setiap ujian, ada peluang untuk menemukan kembali dirimu sendiri dan memperbaiki kesalahan."

Aisyah terdiam, merenungkan kata-kata itu. Ia sadar bahwa hidupnya sudah berubah sepenuhnya, dan jalan untuk kembali ke masa lalu telah tertutup. Namun, apa yang harus ia lakukan selanjutnya? Bagaimana ia bisa memperbaiki hidupnya yang telah hancur?

Setelah beberapa saat, Aisyah memutuskan untuk pulang dan mencoba menenangkan dirinya. Ia sadar bahwa tidak ada jalan pintas untuk keluar dari masalah ini. Apa pun yang terjadi, ia harus menghadapinya dengan kepala tegak dan hati yang kuat. Bayinya kini menjadi pusat kehidupannya, dan ia tidak akan membiarkan dirinya terjebak dalam kesalahan yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun