Mohon tunggu...
Diaz Abraham
Diaz Abraham Mohon Tunggu... Jurnalis - Penyesap kopi, pengrajin kata-kata, dan penikmat senja

Peraih Best Feature Citizen Jurnalis 2017 dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) | Sisi melankolianya nampak di Tiktok @hncrka | Narahubung: diazabraham29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta di Tengah Api "98"

20 Mei 2016   17:59 Diperbarui: 20 Mei 2016   19:47 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dia mengatakan situasi Jakarta makin hari makin mencekam. Banyak penembakan misterius sehingga warga tidak ada yang keluar rumah. Hanya orang-orang yang memiliki kebutuhan yang sangat mendesak akhirnya mereka memberanikan diri unutk keluar. Jakarta saat itu memang seperti sedang diambang peperangan. Tank ada di sudut jalan, semua prajurit berjaga-jaga.

Aku, Mikel, dan Susi tak bergerak dari balik pohon sambil mengamati lericuhan yang terjadi. Satu batu melayang diatas kepala ku. Untungnya badan ku ditarik oleh Mikel lagi-lagi aku beruntung.

Aku menunggu hingga pukul 12.00, polisi terlihat masih menjaga kampus. Tetapi Susi sudah meninggalkan ku. Dia pulang ke kamar kostnya karena situasi sudah cukup kondusif sekarang. Dia juga mengatakan pada ku bahwa dia akan mengenalkan seseorang pada ku. Mungkin saja dia ingin mengenalkan salah satu teman perempuannya pada ku karena aku sedang tidak memiliki pasangan.aku bergegas pergi bersama Mikel menuju hotel menumpang mobil patroli polisi.

Keesokan harinya situasi Jakarta makin memanas. Warga tiba-tiba berani unutk keluar sepertinya mereka tertular semangat para demonstran tadi. Sejak pukul 10.00 aku siap untuk kembali ke Trisakti. Aku sampai disana pukul 11.00 menggunakan kendaraan umum. Berita kemarin telah aku kirim melalui sambungan telephone. Sehingga kerja ku tidak terlalu berat kali ini hanya melaporkan apa yang aku dapat kemarin tanpa harus membuat tulisan berbentuk berita.

Aku kembalui ke Trisakti bersama Mikael. Di pohon yang sama dengan kemarin kami kembali mengamati lokasi sekitar. Serakan batu dan pecahan botol masih berceceran di jalanan. Aku dan Mikel melihat polisi semakin banyak memadati sekeliling trisakti. Menurut pengamatan ku, polisi telah berjaga mulai berjaga membuat ring sejauh 5 Km dari lokasi demionstrasi. Kali ini prajurit TNI tidak di siapkan di sekitaran Trisakti.

Satu persatu pasukan dari kampus lain datang, aliansi masyarakat juga mendatangi trisakti. Akhirnya tepat pukul 14.00 semua demonstran memadati kampus trisakti tiba-tiba polisi merangsek dan memukuli mahasiswa. Ada mahasiswa yang di tangkap dan dipukuli.

Seorang wanita juga histeris terkena tiongkat polisi. Keadaan kali ini semakin brutal. Polisi menembakan gas air mata kearah demonstran. Para demonstran berlarian menuju kampus trisakti dan ada yang menuju rumah sakit sumber waras ada pula yang masuk ke taruma negara sebuah kampus swasta di samping trisakti.

Para demonstran hanya bisa berlari dan melempari polisi dengan batu. Para demonstran terdesak, aparat keamanan merangsek terus masuk kampus trisaskti. Para demonstran terus melempari mereka dengan batu. Ada pula yang mengeluarkan mercon, aku melihat ada 5 orang yang memegang mercon saat itu. Polisi mundur, sedangkan demonstran mengejar polisi.

Mobil panser mencoba masuk ke dalam kampus. Tetapi mahasiswa melempar mobil itu dengan bom molotof. Di sudut kiri kerumunan dekat plang nama jurusan di kampus trisakti terlihat dada 3 orang polisi terkena lemparan bom molotof mereka meronta-ronta. Satu diantaranya sudah diam, sepertinya sudah tewas.

Melihat kejadian itu polisi lainnya mencoba mengamankan 2 rekannya yang selamat. Karena kalah jumlah pasukan polisi kembali kelaur kampus. Tiba-tiba terdengar tembakan yang memecah suasana. Aku mengira ini adalah tembakan ke udara tetapi setelah ku perhatikan ada seorang demonstran yang tergeletak bersimbah darah.

Suara itu terjadi lagi berulang kali. Ternyata ada empat nyawa melayang kali ini. Kejadian ini sangat mengerikan. Beberpa mahasiswa memberanikan diri mendekati jasad rekannya. Para mayat itu segera di larikan ke rumah sakit sumber waras yang dekat dengan kampus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun