Mohon tunggu...
Dhimas Soesastro
Dhimas Soesastro Mohon Tunggu... -

Dhimas Soesastro; ini bukan nama sebenarnya, tetapi hanyalah sebuah Nama Pena untuk menulis sastra. Nama pena ini kupilih untuk menyatukan aku,ayah dan kakek.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Koin Terakhir Untuk Ayah

17 April 2012   07:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:31 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayaah... Ayaah.. Jangan pergi.. Jangan pergi..."

Syahid menoleh ke belakang! Tetapi ia tidak melihat bayangan Salwa ada disitu!

"Syahid! Apakah engkau masih ragu?!"
Sosok berpakaian putih-putih itu bertanya dengan mimik yang sangat serius..

"Tidak sekalipun saya ragu! Tetapi mengapa saya masih bisa mendengar suara anak sayaa, Salwa?? Apakah itu nyata?! Atau hanya bagian dari ilusi masa lalu saya??"

"Syahid!! Suara anakmu itu nyata adanya!! Kembalilah padanya!!"

Tiba-tiba, gumpalan gumpalan awan putih itu berubah menjadi pusaran yang sangat hebat. Seperti pusaran air yang menyedot dan membawa kembali Syahid ke dasar bumi.. Lamat-lamat Syahid kembali mendengar suara Salwa..

"Ayaah.. Bangun Ayah.. Jangan mati Ayaah...."

Syahid berusaha membuka kelopak matanya! Samar-samar ia dapat melihat bayangan Salwa dan Umi Aisyah istrinya yang sedang terisak-isak.. Semakin jelas, semakin jelas. Sampai akhirnya Syahid menemukan dirinya terbaring diatas tempat tidur sebuah ruang perawatan rumah sakit kepolisian!!

"Ayaaaah...."
"Abaah....."
Salwa dan Umi Aisyah memeluk erat-erat tubuh Syahid, menggoyang-goyangkannya serasa tidak percaya! Syahid sudah tersadar dari komanya!

Subhanallah!! Allahuakbar!! Gema takbir memenuhi ruang perawatan itu.. Tak lama berselang, terdengar langkah-langkah sepatu bergegas mendekati tempat tidur Syahid! Rupanya rombongan Jaksa dan Polisi yang tadi malam mengeksekusi Syahid.

"Syahid! Atas nama hukum negara, Anda kini dinyatakan bebas karena telah menjalani eksekusi mati! Koin dalam saku kemeja itu telah menyelamatkan Anda! Peluru Regu Tembak tidak mampu menembus ke jantung! Tubuh Anda hanya mengalami shock dan trauma, tidak sadarkan diri selama lebih sepuluh  jam"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun