"Sebentar, aku cari Togar,"
"Gar, Togar!" Badai berseru kepada Togar
"Yo kawan, apa?"
"Kau suruh anak-anak mundur 2 meter dari pagar!"
"Ok kawan!" Togar kemudian naik ke atas tembok pagar kampus,"Kawan-kawan, mundur, mundur semua mundur!" Berteriak lantang menggunakan perangkat pengeras suara jinjing .
Tim barikade, mendengar komando Togar, segera mendorong rekan-rekan mahasiswa untuk mundur.
"Kawan-kawan tenang. Kita dengar dulu pimpinan kita bicara! Rekan Badai, silahkan!" Togarpun membantu Badai naik ke atas tembok tempatnya berdiri.
"Kawan-kawan, hari ini belum berakhir. Masih panjang jalan yang akan kita tempuh. Kita tidak boleh berhenti. Bapak-bapak petugas didepan kita bukanlah musuh. Saya yakin mereka disini karena perintah. Jauh di lubuk hati. Mereka pun merasakan kegetiran seperti kita. Apalagi bapak-bapak dari satuan pengamanan kampus. Mereka mengalami beban yang jauh lebih berat dari kita. Beban yang sekarang kita perjuangkan".
"Kawan-kawan, saat ini hampir seluruh kampus, di seluruh penjuru Tanah Air berusaha menyuarakan derita rakyat, derita bapak-bapak satuan pengamanan kampus, derita bangsa yang kita cintai bersama!"
"Satu kata untyk kita. Reformasi!" demikian orasi Badai membangkitkan semangat,
"Reformasiiii!" disambut gemuruh massa.