Disisi luar, para petugas segera merapatkan barisan dan juru foto sibuk yang sebelumnya berada disekitar gerbang kampus mengambil kamera mendekati kedua kubu serta menanti perkembangan situasi kedepan. Melihat mahasiswa yang mulai bergerak. Pimpinan petugas di lapangan hari itu yang berseragam dengan tanda pangkat balok kuning tiga baris dipundak segera mengatur barisan. Perintah dari komando atas jelas. Mahasiswa dilarang keras keluar dari pagar kampus. Apapun yang terjadi.
3
Melihat massa mahasiswa melebihi jumlah personil yang dipimpin, Kapten Johan, Komandan Detasemen Brigade Mobil dari kepolisian segera mengkonsentrasikan anggotanya di depan gerbang utama kampus.
"Waduh, berabe nih urusannye. Suep, Man, kite bikin barisan di sebelah dalem pager aje, tadi Pak Komandan bilang gitu ke Gua, pokok anak-anak kagak boleh keluar!" dengan logat Betawi yang kental, Pak Kusen mengatur barisannya.terjemahannya kurang lebih ,'Bahaya ini, situasi makin memanas masalah bisa menjadi meluas. Suaib, Maman, kita buat barisan di sisi dalam pagar, Komandan dari kepolisian tadi memberi instruksi seperti itu kepada saya. Mahasiswa tidak boleh keluar dari pagar kampus'
Dalam hitungan menit mahasiswa telah sampai disisi dalam gerbang kampus yang pada hari itu sengaja ditutup. Pihak Rektorat secara tegas mengultimatum, bahwa mereka tidak bertanggung-jawab atas aksi mahasiswa begitu mereka keluar dari halaman kampus. Kelompok satuan pengamanan yang berada diantara mahasiswa dan aparat saat itu menjadi kelompok paling sibuk. Di depan mereka, mahasiswa merangsek, sementara di belakang pasukan dari kepolisian menahan.
"Bos gimana ni?" ('Pak Komandan, bagaimana ini') Syuaib yang sudah berantakan, baik pakaian maupun atributnya berteriak kepada Kusen
"Gua juga bingung, Elu pade diem di sini dulu, jangan geser kemane-mane. Gua laporan Pak Hariawan dulu. Kite da ga' bisa ngatasin!" ('Saya juga bingung, kalian tetap di sini. Jangan mundur walau sejengkal. Saya laporan Bapak Hariawan sekarang. Kekuatan kita tidak cukup kuat menahan para mahasiswa') Kusen pun bergerak mencari Sang Purek III. Ratusan mahasiswa tidak sebanding dengan pasukan yang dipimpin oleh Pak Kusen.
Begitulah suasana di gerbang kampus. Massa mahasiswa berusaha keluar dari halaman kampus, sementara satuan pengamanan terjepit diantara mereka dengan gerbang yang secara ketat pada sisi luar dijaga oleh aparat kepolisian.
"Dai, kelihatannya sulit untuk kita bisa menembus mereka, kayaknya kita ga' mungkin bisa menembus hari ini," di tengah keramaian, Bara mencoba memberi saran kepada Badai.
"Iya kawan, aku pikir gitu juga,"
"Jadi gimana?"