“Bapak Badai ..... !” wanita berbaju putih itu mencoba menahan Badai yang ingin berlari maju ke depan, dengan ikat kepala bertuliskan REFORMASI, lengkap dengan jas almamaternya dia terus berupaya menerjang, berusaha menembus barikade polisi yang tidak pernah ada didepannya.
Rossa hanya mampu memandang, seperti kemarin, esok, dan entah hingga kapan. Pemandangan di depan matanya begitu memilukan, seorang Badai yang perkasa sekarang terpuruk di Rumah Sakit Khusus Jiwa.
Kalender di dinding ruangan rekreasi itu menunjuk tahun 2009
PROLOG BUKU PERTAMA
Semangat reformasi adalah buah dari sebuah penantian panjang,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!