“Puspita, tolong sewaktu kita berorasi, pita-pita disebarkan, terutama kepada masyarakat yang hilir mudik di lingkungan luar kampus. Minta mereka kenakan di bahu kiri.”
“Barikade Polisi?”
“Kamu lewat pintu belakang Masjid kampus saja. Pita-pita simpan dulu di dalam tas, bawa teman-teman sebanyaknya tapi jangan bergerombol sampai kalian tiba di luar lingkaran barikade Polisi.”
“Ok.”
“Yang lain, ayo kita sekarang kita ke depan gedung Rektorat.” Badai menutup rapat.
-
Tepat pukul 10.00 pagi, keramaian pun dimulai.
“Waduh dah pada mulai lagi neh (Sudah dimulai lagi nih),” Pak Kusen yang masih terkantuk segera mengambil perlengkapannya (Peluit dan tongkat), bersama kurang lebih selusin anak buahnya, membentuk pagar kecil di belakang barisan mahasiswa yang mulai berorasi di depan Gedung Rektorat.
Di luar gerbang, kelompok Puspita mendapat halangan para petugas yang memantau jalannya unjuk rasa. Awalnya mereka kurang memperhatikan aktivitas Puspita, namun ketika para mahasiswa mulai membagikan pita, beberapa orang petugas segera menghampiri. Mereka beralasan, dengan para mahasiswa membagi pita ditepi jalan, otomatis mereka mengganggu laju lintas kendaraan yang lewat didepan kampus. Konflik ini agak menegang dengan bertambahnya mahasiswa yang kebetulan baru tiba dan mencoba turut membantu Puspita. Namun, karena jumlah yang tidak terlalu banyak, akhirnya aksi membagi pita mengalami kegagalan, mereka pun berhasil di dorong masuk kembali ke halaman kampus oleh aparat yang bertugas.
-
Rombongan Puspita pun kemudian bergabung dengan rekan mereka di halaman kampus. Puspita memberikan laporan singkat kepada Badai tentang kegagalan mereka dan Badai memakluminya.