Mohon tunggu...
Dewi NurFadilah
Dewi NurFadilah Mohon Tunggu... Lainnya - Dewii

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Skenario Sang Maha Cinta

18 Februari 2021   21:50 Diperbarui: 19 Februari 2021   13:40 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku berlari ke arahnya dan membalas sapanya. Kami memasuki kelas dan duduk bersama. Saat pembelajaran dimulai satu hal lagi yang kutemui darinya, ternyata ia sangat pintar. Wah memang aku yang paling pintar perihal mencari kawan yang berkualitas. Menurutku berteman itu bukan hanya sekedar berteman, namun harus menguntungkan satu sama lain dan memberi pengaruh yang baik. Maka dari itu, menurutku berteman itu harus pilih-pilih. Pertemanan yang berkualitaslah yang akan memberi pengaruh baik.

Singkat cerita kami berteman baik, sampai akhir SMP pun kami tetap seperti sebelumnya, meskipun saat kelas 8 kami terpisah tetapi pada akhirnya kami sekelas kembali dikelas 9. Kelas 9 adalah masa-masa perjuangan kami, kami berjuang agar masuk SMA favorit. Mulai dari belajar, mencari informasi masuk SMA kami lakukan dengan sama-sama dan kami saling berbagi informasi.

Ujian Nasional pun di mulai, Aku sangat tidak percaya diri dan tegang. Namun Reni menenangkanku dan memberiku semangat.

"Semangat tidak usah ragu, kami sudah belajar. Tidak usah terlalu memikirkan hasil, biar saja Tuhan yang atur hasilnya. Apa pun hasilnya kita harus terima, karena itu sudah yang terbaik." Ucap Reni.

Aku kembali bersemangat, dan berusaha mengerjakan sebaik mungkin. Lembar yang sebelumnya kosong akhirnya terisi penuh, Aku berserah diri pada Allah.

Pengumuman kelulusan pun dimulai, tegang bukan main dan Ibuku ikut tegang. Lagi dan lagi Reni memintaku untuk percaya diri. Dan alhamdulillah nilai ujianku besar. Ibuku terlihat bangga padaku, senyumnya berseri dan matanya berbinar. Aku sangat bangga pada diriku dan aku juga bangga pada sahabatku Reni yang selalu mendorongku.

***

Hari ini hari pertamaku sekolah SMA di sekolah favorit keinginanku, aku berangkat pagi sekali bersama sahabatku Reni, kami hari ini akan ospek. Persiapan sudah dilakukan semenjak 2 hari yang lalu, hari pertama ospek kita diharuskan memakai tas dari karung goni, lucu sekali melihat orang-orang mengikat rambutnya sebanyak-banyaknya.

Hari pertama ospek dilaksanakan dengan lancar. Hari kedua akan kami hadapi, dan tantangannya semakin berat saja. Aku dimentori dua kakak senior laki-laki, jujur mereka sangat tampan aku terpesona melihatnya. Selain tampan, mereka juga berkarisma dan menarik perhatian. Aku hanya terpesona melihatnya, tidak sampai jatuh hati padanya.

Aku satu gugus bersama orang yang sangat amat menyebalkan, dia egois, arogan, sombong dan tak disiplin. Aku sempat memarahinya karena sudah tak kuasa lagi menahan amarahku. Dalam satu gugus itu kami seperti diuji kekompakan, kami diminta untuk membersihkan suatu ruangan yang sangat amat kotor dan di ruangan itu kami harus mencari sebuah koin dan satu kunci. Kami sibuk mencari dan membersihkan, namun si Wanita sombong ini enggan bekerja sama dan hanya duduk berdiam diri sembari menebas-nebaskan sebuah kertas ke arah tubuhnya. Tidak ada satu pun yang berani menegurnya, akhirnya aku tegur dia dengan sopan.

"Hey, bantu ikut mencari kunci yu." Pintaku dengan nada yang halus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun