Mohon tunggu...
De Thasia
De Thasia Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Creativity is an art.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Liontin

19 Agustus 2023   15:44 Diperbarui: 19 Agustus 2023   15:50 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Terserah lo deh! Kita lihat saja nanti!!" kataku sambil berlalu untuk mengembalikan peralatan bengkel Omku ke tempatnya semula. Sementara Ana masih terus menikmati camilannya sendirian. 

*****

AKHIRNYA dua orang polisi berpakaian preman datang. Aku juga berhasil menghubungi Omku. Dia langsung datang ke Jakarta tanpa Tante dan Keponakanku yang lucu-lucu. Katanya sih supaya mempercepat proses penangkapan bandit-bandit itu, suasana rumah harus sepi dari anak kecil.

"Jadi rencananya sampai kapan Bapak akan memantau dan memancing pencuri itu datang untuk memasuki rumah ini??" tanyaku setelah bercerita panjang lebar dari awal sampai kami menemukan emas-emas itu.

"Yaa...kita beri waktu sekitar dua harilah!! Kalau mereka nggak datang juga, sebaiknya Bapak Danu segera pindah dari rumah ini. Jangan lupa untuk mengosongkan semua barang-barang yang ada di rumah ini...!!" tunjuk salah seorang polisi yang memakai jaket kulit hitam. Sementara temannya yang satu lagi-yang memakai jaket kulit coklat-masih sibuk mengamati sekeliling rumah Omku, mencari petunjuk.

"Tapi di sana (Apartemen yang sekarang Omku tempati sebagai rumah dinasnya di negeri Paman Sam) nggak cukup tempat Pak untuk menyimpan semua barang-barang yang ada di rumah ini?? Kecualii...." Tiba-tiba Omku terlihat memikirkan sesuatu.

*****

KEESOKAN malamnya, kami segera mematikan semua lampu begitu malam tiba. Hanya lampu depan rumah yang dinyalakan. Setelah semuanya selesai, kami segera mengunci pintu rumah dan mulai tidur seperti biasanya. Tapi kali ini kami tidur bertiga di kamarku. Suasana hening sekali. Sesekali terdengar suara kucing yang mengeong dan anjing yang menggonggong dari kejauhan. Kulihat jam menunjukkan pukul sebelas malam, tapi tak ada seorang pun dari kami yang bisa tidur nyenyak. Ana dan Ela nampak gelisah, begitu juga denganku. Di luar pasti kedua polisi itu juga tidak bisa tidur dengan nyenyak. Apalagi Omku? Menurut penelitianku selama dua hari terakhir ini, bandit-bandit itu tiba-tiba datang selama kurang lebih selang satu hari. Jadi kami memastikan mereka akan datang lagi malam ini. Setelah kemarin tidak ada tanda-tanda teror dari mereka.

WAKTU terus berjalan menunjukkan pukul dua pagi, kulihat Ana dan Ela mulai tertidur. Tanpa mereka sadari mereka tidur berpelukan seperti dua orang sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Sementara aku belum bisa memejamkan kedua mataku. Karena merasa bosan dan penasaran, aku pun berjalan perlahan menuju pintu kamar dan mengintip dari sana. Kulihat dua orang polisi yang ikut berjaga-jaga di ruang tengah juga masih belum bisa tidur. Samar-samar terdengar suara kucing yang mengeong mencari mangsa, lalu suara burung hantu milik tetangga sebelah. Membuat suasana agak mencekam seketika.

Kok kayak cerita detektif di film-film aja sih?? pikirku.

Sampai akhirnya terdengar seperti suara orang yang melompat dari balik pagar. Kulihat kedua polisi itu mulai bersiap-siap dari balik jendela di sebelah pintu ruang tamu yang ada diantara jendela. Dengan segera kubangunkan Ela dan Ana perlahan-lahan. Meskipun agak sulit membangunkan mereka, tapi akhirnya bangun juga. Aku, Ela dan Ana yang masih mengucek kedua matanya mengintip dari balik pintu kamar. Sementara Omku sudah berada di samping kedua polisi itu. Rupanya Omku juga terus berjaga-jaga. Akhirnya aku memutuskan untuk mengintip dari balik ruang tengah. Hanya tembok yang menghalangi antara ruang tengah dan ruang tamu. Kedua sahabatku mengikutiku dari belakang. Lagi-lagi Ana yang penakut nampak bergidik ketakutan. Sementara Ela masih berusaha menahan kantuknya sambil berdiri terantuk-antuk di belakangku. Wajah mereka kelihatan tegang sekali, tapi aku berusaha untuk tetap tenang. Ketika pintu depan ruang tamu mulai ada yang membuka, kedua polisi itu semakin bersiap-siap. Setelah pintu itu berhasil dibuka paksa oleh mereka. Mereka mulai mengendap-endap masuk ke dalam rumah, dengan segera polisi itu menyergap mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun