Mohon tunggu...
De Thasia
De Thasia Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Creativity is an art.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Liontin

19 Agustus 2023   15:44 Diperbarui: 19 Agustus 2023   15:50 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hari ini kita nggak jadi lihat air terjun deh, gue penasaran sama Liontin ini?? Sory, ya!!" Aku masuk ke dalam rumah dan melepas Liontin yang ada di leherku. Sementara itu Ela dan Ana berlari mengejarku.

*****

"LO mau ngapain, Va??" tanya Ela dan Ana ketika kami berada di dalam kamarku.

"Pintu pagar udah gue tutup belum ya?" tanyaku. Ela mengangguk perlahan.

"Pintu rumah?" tanyaku lagi. Kali ini Ana yang mengangguk. Lalu kubuka perlahan penutup Liontin yang kelihatannya terbuat dari perak asli itu. Secara aku belum mengeceknya langsung di toko emas. Tapi kata Omku sih Liontin ini khusus dipesannya di sebuah toko emas. Kemudian kubuka lagi bingkai yang menutupi fotoku dan Mama. Kuambil foto itu lalu kuperiksa, ada apa di dasar Liontin yang tertutup fotoku dan Mama selama ini? Setelah kuperhatikan, ada tombol kecil di masing-masing bingkai kiri dan kanan Liontin tersebut. Ketika kutekan tombol yang di sebelah kanan, tidak terjadi apa-apa. Tapi samar-samar seperti terdengar suara benda yang menggeser?? Aku pun memiringkan kepalaku supaya lebih jelas mendengar bunyi suara tadi.

"Kalian denger sesuatu nggak?" Ana dan Ela menggelengkan kepalanya bersamaan.

"Kalian pasang kuping baik-baik deh?" Aku menekan tombol itu lagi, samar-samar terdengar suara benda menggeser lagi.

"Denger nggak?" Ana dan Ela menganggukkan kepalanya seperti manggut-manggutnya burung perkutut. Tapi ketika kucoba tombol yang sebelah kiri, apa yang terjadi kemudian? Lemari buku di dalam kamarku menggeser ke kiri perlahan-lahan?!

KREEK...!!! Spontan, kami bertiga saling berpandangan dan mendekati lemari yang sudah terbuka lebar. Kami melihat lubang gelap yang kini menganga lebar di hadapan kami.

"Gelap banget?" tanyaku. Aku segera mengambil senter dari dalam nakas. Lalu mengarahkannya ke dalam lubang itu. Di sana ada tangga yang menurun jauh ke bawah, belum kelihatan ujungnya ada di mana?

"Lo mau ngapain, Va?" Ana menahanku ketika aku akan masuk ke dalam ruangan yang gelap dan turun ke bawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun