Mohon tunggu...
De Thasia
De Thasia Mohon Tunggu... Freelancer - Writer

Creativity is an art.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Liontin

19 Agustus 2023   15:44 Diperbarui: 19 Agustus 2023   15:50 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya turunlah!! Masak mau tidur? Kalo lo takut, lo tunggu di sini saja, An!! Biar gue sama Ela saja yang turun..." Aku mulai menuruni anak tangga dengan sangat hati-hati. Ela mengikutiku dari belakang, sementara samar-samar Ana berpesan pada kami untuk berhati-hati.

Kelihatannya tangga yang terlihat curam itu terus memutar turun ke bawah. Akhirnya kami tiba di ujung anak tangga yang kami turuni. Di sana ada tembok tinggi yang menghalangi kami. Aku meraba-raba tembok tersebut untuk mencari sesuatu yang bisa membuka tembok tersebut. Karena tidak ketemu, entah dapat pikiran darimana, spontan kutekan tombol pada bingkai Liontin yang sebelah kanan. Ajaib!! Tembok itu menggeser ke atas.

KREEK...!!! Aku dan Ela saling berpandangan. Rupanya suara tembok ini yang tadi kami dengar dari atas. Di dalamnya terdapat ruangan yang lumayan luas. Ketika aku berusaha mencari tombol lampu yang bisa dinyalakan, tiba-tiba kakiku terantuk sesuatu.

KLIK! "AUW!"

"Hati-hati, Va!" Ela mengingatkanku.

Sebuah lampu menyala, kulihat di sekeliling ruangan itu terdapat sebuah tempat tidur, lemari pakaian dan sebuah buffet yang terlihat seperti peti tempat menyimpan barang-barang.

Kayaknya sih aku kesandung buffet itu tadi?? pikirku. 

*****

AKU dan Ela secara bergantian berusaha membuka peti tersebut dengan beberapa peralatan bengkel milik Omku yang kuambil dari garasi mobilnya. Sementara Ana yang sebelumnya tidak berani turun, kini ada diantara kami berdua. Dia hanya menyaksikan usaha kami berdua, bersusah payah membuka gembok yang mengunci cukup keras pada peti itu. Tentu saja sambil makan keripik kentang kesukaannya.

Kelihatannya peti itu sudah lama ada di situ?? pikirku. Secara banyak debu yang berserakan dimana-mana, Ana saja sampai bersin tak henti-hentinya.

"HATSYII...!! HATSYII...!! HATSYIII...!!" Aku dan Ela cuma tersenyum geli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun