3.Ada serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun unit organisasi yang ada.
4.Ada kesatu-paduan diantara seluruh kegiatan baik pada level individu maupun pada unit organisasi.
5.Ada keserasian karena kegiatan itu dilakukan menurut sistematika, waktu pengerjaan dan menghindari kekosongan serta duplikasi kegiatan organisasi.
6.Terdapat arah yang sama dari keseluruhan unit organisasi untuk sama-sama bergerak pada sasaran atau tujuan yang sama.
7.Dengan adanya koordinasi yang baik antara lembaga-lembaga pemerintah, stakeholder terkait dan masyarakat, diharapkan dapat terjalin jerjasama yang erat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
I.Kesimpulan dan rekomendasiPengembangan kawasan wisata di Indonesia muncul sebagai industri baru yang diharapkan dapat mendongkrak pendapatan nasional maupun daerah, sehingga pemerintah berupaya keras untuk mengembangkan sektor ini dalam rangka untuk mensejahterakan rakyat. Oleh karena itu pengelolaan, pengembangan, dan pembiayaan kawasan wisata memerlukan daya dukung dari banyak stakesholder(public, private,dan society) sehingga prosesnya bisa berjalan dengan lancar.
Namun demikian keberhasilan pengembangan kawasan ini juga sangat dipengaruhioleh kondisi stabilitas keamanan dan politik, daya dukung sumberdaya manusia yang memiliki keahlian yang sesuai baik segi kualitas maupun kuantitasnya, adanya anggaran yang digunakan untuk mengembangkan sarana dan prasarana kawasan wisata, kebijakan hukum yang memberikan kemudahan, keamanan, transparansi dan kenyamanan bagi para investor maupun wisatawan dalam menanamkan modal dan menikmati kawasan wisata, serta sosialisasi dan promosi atas pengembangan dan pemanfaatan kawasan wisata. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis terhadap permasalahan-permasalahan yang diuraikan diatas, kami dapat merekomendasikan halhal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kawasan wisata, sebagai berikut :
1.Percepatan pemulihan stabilitas politik dan keamanan dalam negeri sehingga diharapkan dapat menghapus stigma keberadaan teroris di Indonesia. Hal ini akan berpengaruh terhadap menguatnya tingkat kepercayaan kepariwisataan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan daya tarik bagi para wisatawan maupun para investor lokal maupun mancanegara untujk berkunjung atau menanamkan modalnya dalam sektor pariwisata di Indonesia.
2.Sektor pariwisata merupakan sektor tersier dimana preferensi wisatawan sangat ditentukan oleh tingkat kenyamanan, maka dukungan sarana dan prasarana untuk meningkatkan aksesibilitas ke lokasi obyek wisata mutlakdibutuhkan. Pengembangan Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi Vol. 8, No.1, April 2008jaringan transportasi nasional, wilayah, dan lokal untuk mendukung pengembangan pariwisata terutama terkait dengan arahan pengembangan jaringan transportasi darat,
laut, dan udara, termasuk juga arahan pengembangan alokasi bandaradan pelabuhan.
3.Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia sebagai pelaku kebijakan dalam bidang kepariwisataan melalui jenjang pendidikan yang bersifat formal maupun non formal. Sehubungan dengan hal tersebut, maka system dan mekanisme pendidikan dan latihan (diklat) perlu di desain secara baik, sehingga dapat menjawab tantangan kebutuhan di masa yang akan datang, khususnya tuntutan menciptakan aparatur yang memiliki keunggulan kompetitif, bersih dan berwibawa, handal serta efektif dan efisien.