Mohon tunggu...
raden kuswanto
raden kuswanto Mohon Tunggu... Buruh - saya hanya seorang yang mencoba menggambar apa yang ada di kepala saya dengan huruf, kata dan kalimat

saya dilahirkan di sebuah pulau di timur indonesia. diberi nama raden kuswanto dibesarkan di ujung timur pulau jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Balada: Menemani Akal Mengilustrasikan Tuhan

6 Maret 2021   10:59 Diperbarui: 6 Maret 2021   13:33 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mas Kus       : "Tuhan macam apa yang masih bisa kita batasi ruangnya, yang masih bisa sekat-sekat keberadaannya."

Akal             : "Itu semua karena efek samping dari kebeneran yang parsial? Dan memaksakannya ke bagian-bagian yang lain?"

Mas Kus       : "Betul, karena itu kita harus keluar dari itu semua, kebenaran yang sebagian-sebagian. Jika kita ada di sana, kemudian janganlah kita memaksa yang lain untuk sepaham dengan kita."

Mas Kus       : "Janganlah memaksa John berkata "Manis" ketika merasakan gula, jangan pula memaksa Abdul dan Watanabe melakukannya juga."

Mas Kus       : "Karena semua itu hanya sebatas tafsir, dan kesepakatan bersama bahwa yang benar adalah itu."

Mas Kus       : "Karena kebenaran sejati bukanlah manusia dan mahluk. Kebenaran sejati hanyalah milik Allah subhanahu wa ta'ala."

Mas Kus       : "Bahwa tidak ada yang benar tetang segala sesuatu perwujudan atau pengilustrasian akan Tuhan."

Mas Kus       : "Mari kita hanya sujud dan sembah Tuhan yang satu, Allah subhanahu wa ta'ala."

Akal             : "Baik Mas, cukup dan terima kasih."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun