Mas Kus    : "Karena itu berarti bahwa tuhan memiliki keterbatasan, padahal tuhan itu tak terbatas."
Mas Kus    : "Jika yang sebatas bayangan saja batil atau salah, apalagi yang sampai diwujudkan dalam bentuk patung, gambar atau apapun itu sudah pasti salah dalam mengilustrasikan akan tuhan."
Mas Kus    : "Karena yang seperti itu berarti sudah terbatas, bisa diukur dan diskalakan. Dan itu bukanlah sifat dari tuhan."
Akal       : "Ok Mas Kus, cukup wes kita tidak perlu mengilustrasikan wujud tuhan karena sudah pasti salah."
Akal       : "Cabang pertanyaannya, kenapa masih perlu menyebutkan tentang rasa gula atau menggambarkan tentang rasa gula meskipun kita tahu itu tidak tepat?"
Mas Kus    : "wekekekeke, enek cabang pertanyaan barang!"
Mas Kus    : "Sebetulnya tidak hanya sekedar tentang rasa gula saja, tapi semua itu terkait antara rasa gula dan teman-teman kita, John, Abdul, dan Watanabe."
Mas Kus    : "Dengan menyebut atau menggambar rasa gula, kita bisa mengkomunikasikannya atau mengirim pesan atas rasa tanpa harus mengirim barangnya."
Mas Kus    : "Kenapa antara kita dengan teman-teman kita, John, Abdul, dan Watanabe berbeda-beda suku bangsa, ras, dan bahasa?"
Akal       : "!?"
Mas Kus    : "Dengan kita mengenal teman kita, kita bisa tahu bahwa untuk menyebutkan suatu benda yang sama saja kita berbeda-beda bunyinya."