Mas Kus    : "Tuhan macam apa yang masih bisa kita batasi ruangnya, yang masih bisa sekat-sekat keberadaannya."
Akal       : "Itu semua karena efek samping dari kebeneran yang parsial? Dan memaksakannya ke bagian-bagian yang lain?"
Mas Kus    : "Betul, karena itu kita harus keluar dari itu semua, kebenaran yang sebagian-sebagian. Jika kita ada di sana, kemudian janganlah kita memaksa yang lain untuk sepaham dengan kita."
Mas Kus    : "Janganlah memaksa John berkata "Manis" ketika merasakan gula, jangan pula memaksa Abdul dan Watanabe melakukannya juga."
Mas Kus    : "Karena semua itu hanya sebatas tafsir, dan kesepakatan bersama bahwa yang benar adalah itu."
Mas Kus    : "Karena kebenaran sejati bukanlah manusia dan mahluk. Kebenaran sejati hanyalah milik Allah subhanahu wa ta'ala."
Mas Kus    : "Bahwa tidak ada yang benar tetang segala sesuatu perwujudan atau pengilustrasian akan Tuhan."
Mas Kus    : "Mari kita hanya sujud dan sembah Tuhan yang satu, Allah subhanahu wa ta'ala."
Akal       : "Baik Mas, cukup dan terima kasih."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H